HR Rasuna Said, Wanita Minang di Kancah Politik

7177

Tak heran jika popularitas sosok Rasuna Said maupun PERMI semakin meluas dan berkibar di masyarakat, sehingga pemerintah kolonial Belanda pada 1932 itu pula merasa perlu untuk menghentikan perjuangan Rasuna Said. Dengan dalih telah mengganggu ketenteraman umum, Rasuna dijatuhi hukuman pembuangan ke Jawa dan dimasukkan ke penjara wanita Bulu di Semarang selama 13 bulan.

Ketika pada 1934 Rasuna Said kembali menghirup udara bebas, ternyata PERMI sudah dibubarkan Belanda, tokoh-tokoh puncak yang dikenal sebagai “Trio Macan” yaitu Mochtar Luthfi, Ilyas Yakob, dan Jalaluddin Thaib, telah ditangkap dan dibuang ke Boven Digul, Papua. Di tempat mana dua tokoh nasional kemerdekaan Indonesia Mohammad Hatta dan Sutan Sjahrir juga diasingkan.

Menyadari kenyataan bahwa berjuang di ranah politik menemui kebuntuan dan membentur tembos, Rasuna Said mengubah strategi. Kali ini Rasuna menempuh jalur pendidikan dan persuratkabaran atau jurnalistik. Pertama, Rasuna bergabung dengan Islamic College, salah satu lembaga perguruan Islam yang didirikan reformasi Islam Padang. Di perguruan ini, Rasuna dipercaya untuk memimpin majalah sekolah yang bernama Raya.

Setelah berkiprah sekian lama di Padang, Rasuna memutuskan pindak ke Medan, Sumatra Utara. Di Medan Rasuna memimpin dan mengelola sebuah mingguan bernama “Menara Poetri” yang dikenal dengan semboyan “Ini dadaku, mana dadamu.” Suatu slogan yang cukup menohok sanubari masyarakat dalam menumbuhkan semangat juang.

Meskipun aktif berkecimpung di dunia persuratkabaran dan jurnalistik, Rasuna tetap konsisten berkiprah di bidang pendidikan. Dengan membina perguruan putrid di Medan.

Ketika tentara Jepang pada 1942 menduduki Indonesia, dan mengambil alih kekuasaan kolonial Belanda, perjuangan Rasuna dan kawan-kawan tidak surut, hanya sekadar mengubah siasat, dengan tetap pada satu tujuan: Mencapai Indoensia merdeka. Begitu kembali lagi ke Padang, Rasuna besama rekan-rekan seperjuangannya seperti Chatib Sulaeman, mendirikan organisasi pemuda Sumatra Barat dengan nama Pemuda Nippon Raya, yang bertujuan membina bibit-bibit pejuang kemerdekaan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here