Harmoko, Menteri Penerangan di Era Suharto Berpulang

1331

Jakarta, Muslim Obsession – Innalillahi wa inna ilaihi raji’un, Mantan Menteri Penerangan H. Harmoko dikabarkan wafat pada Ahad (4/7/2021) malam di RSPAD Gatot Soebroto.

“Innalillahi wa innailaihi rojiun telah meninggal dunia Bpk. H. Harmoko bin Asmoprawiro pada hari Minggu 4Juli 2021 jam 20:22 WIB di RSPAD Gatot Soebroto. Mohon dimaafkan segala kesalahan beliau dan mohon doanya insya Allah beliau husnul khotimah. Aamiin YRA,” demikian bunyi pesan yang beredar.

Kabar duka ini juga disampaikan Ketua DPP Golkar Dave Laksono kepada wartawan, Ahad (4/7/2021) malam. Dave minta maaf atas kesalahan yang telah dilakukan oleh Mantan Menteri Penerarangn Era Presiden Soeharto itu.

Karier Harmoko

Harmoko lahir di Patianrowo, Nganjuk, Jawa Timur pada 7 Februari 1939. Wartawan senior ini juga merupakan politikus Indonesia yang pernah menjabat sebagai Menteri Penerangan Indonesia pada masa Orde Baru, dan Ketua MPR pada masa pemerintahan BJ Habibie.

Sebelum menjadi Menteri Penerangan di bawah pemerintahan Soeharto, Harmoko pernah menjabat sebagai Ketua Persatuan Wartawan Indonesia.

Karier sebagai wartawan dimulai pada permulaan tahun 1960-an. Lulus dari Sekolah Menengah Atas, Harmoko bekerja sebagai wartawan dan juga kartunis di Harian Merdeka dan Majalah Merdeka.

Pada tahun 1964 ia bekerja juga sebagai wartawan di Harian Angkatan Bersenjata, dan kemudian Harian API pada 1965. Pada saat yang sama, ia menjabat pula sebagai pemimpin redaksi majalah berbahasa Jawa, Merdiko (1965).

Pada tahun berikutnya (1966-1968), ia menjabat sebagai pemimpin dan penanggung jawab Harian Mimbar Kita. Pada tahun 1970, bersama beberapa temannya, ia menerbitkan harian Pos Kota.

Sebagai Menteri Penerangan, Harmoko mencetuskan gerakan Kelompencapir (Kelompok Pendengar, Pembaca dan Pirsawan) yang dimaksudkan sebagai alat untuk menyebarkan informasi dari pemerintah.

Ia juga dinilai berhasil memengaruhi hasil pemilihan umum (Pemilu) melalui apa yang disebut sebagai “Safari Ramadhan”. Sebagai Ketua Umum DPP Golkar, Harmoko dikenal pula sebagai pencetus istilah “Temu Kader”.

Terakhir, ia menjabat sebagai Ketua DPR/MPR periode 1997-1999 yang mengangkat Soeharto selaku presiden untuk masa jabatannya yang ke-7. Namun dua bulan kemudian Harmoko pula memintanya turun ketika gerakan rakyat dan mahasiswa yang menuntut reformasi tampaknya tidak lagi dapat dikendalikan. (Fath)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here