Habib Husein Jafar: Dai Wajib Melek Media Digital

659

Jakarta, Muslim Obsession – Habib Husein Ja’far Alhadar mendorong dai dan daiyah untuk melek digital agar bisa menyampaikan dakwahnya melalui media sosial.

Menurut pendakwah sekaligus influencer media social ini, dakwah di media sosial sudah menjadi sebuah keharusan bukan lagi pilihan.

“Riset dari We are Social dan Hootsuite pada 2021 menyimpulkan bahwa 73 persen masyarakat Indonesia sudah tersambung internet. Artinya, tiga per empat orang Indonesia sudah memiliki akses koneksi digital,” ungkap Habib Ja’far saat mengisi acara Silaturrahim Dai dan Halaqah Dakwah Nasional MUI di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (26/7/2022).

Pada kegiatan yang menjadi rangkaian Milad MUI ke-47 tersebut, Habib Ja’far menyampaikan riset PPIM UIN Jakarta 2021 yang memprediksi 60 persen masyarakat saat ini belajar agama melalui media digital.

BACA JUGA: Awali Milad ke-47, MUI Gelar Silaturahim Dai dan Halaqah Dakwah Nasional

“Jadi, mereka belajaranya melalui media digital. Dulu itu muftinya mufti Johor, kalau sekarang itu mufti youtube yang digunakan mereka,” ungkapnya.

Dia menambahkan, dari tahun ke tahun, penggunaan media digital sebagai sarana belajar agama terus meningkat.

Pada 2019, riset dari Al-Falah, menyebutkan bahwa keercayaan terhada media digital sebagai rujukan keilmuan dan keislaman masih ada urutan ketiga. Urutan pertama adalah ustadz kampung yang lokasinya berdekatan dan kedua adalah guru agama.

“Namun sekarang, sumber dari media digital sudah di nomor satu. Bagai anak muda, media digital digunakan untuk mengakses informasi dan mengetahui segala hal terkait agama,” ujarnya.

BACA JUGA: MUI Setop Kerja Sama dengan ACT

Habib yang dikenal luas oleh kalangan muda ini menegaskan, media digital begitu mudah mempengaruhi masyarakat. Orang Indonesia dalam rentang usia 18-34 tahun bisa menghabiskan 8 jam 50 menit di media digital. Karena itu, kebanyakan yang menjadi rujukan di media digital saat ini adalah yang populer bukan sekadar yang kompeten.

“Ini sangat berbahaya apabila mereka belajar agama tetapi dari sumber yang tidak tepat. Fatwa MUI bisa dengan mudah dikoreksi anak muda yang ngajinya belum apa-apa tapi pengikutnya jutaan. Itu membuat orang lebih mendengarkan dia, ” ujarnya.

Habib Jafar menekankan bahwa media digital berpotensi besar mempengaruhi pandangan banyak orang. Sehingga ia berharap para dai yang memiliki kompetensi dan otoritas keilmuan bisa mulai mengambil ceruk potensi ini.

“Bila ini dibiarkan, mereka akan mengalami degradasi pengetahuan dan bisa menjerumuskan kepada kesesatan,” tandasnya. (**)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here