Gus Miftah: Ngeri Jika Banyak Warga Terpapar Paham Radikal

1629
Gus Miftah. (Foto: Kemenag)

Salatiga, Muslim Obsession – KH. Miftah Maulana Habiburrahman atau yang akrab disapa Gus Miftah mengaku ngeri jika banyak warga terpapar paham radikal. Menurutnya, perlu dikuatkan pemahaman dan kecintaan pada NKRI dan Pancasila untuk membendung radikalisme.

Demikian diungkapkan Gus Miftah dalam pengajian akbar yang digelar Ma’had Jami’ah IAIN Salatiga di halaman kampus, Jumat (12/10) malam. Dalam taushiahnya, Gus Miftah juga mengingatkan pentingnya sikap keberagaman yang moderat.

Gus Miftah mengawali ceramah dengan menyampaikan keprihatinan atas fenomena ekstrimisme di Indonesia. Terbaru, tindakan itu diarahkan kepada seorang pejabat sebagai korban.

“Seorang pejabat negara saja ada yang berani melukainya, bagaimana keamanan orang-orang seperti saya yang berbicara NKRI dan Pancasila. Ini kan mereka sudah nekad. Kalau kemudian pemahaman-pemahaman ini tidak kita kuatkan, saya ngeri kalau kemudian warga kita terpapar paham-paham radikal,” tandasnya, seperti dilansir Kemenag, Selasa (15/10/2019).

Sejalan dengan itu, Gus Miftah menekankan pentingnya peran mahasantri sebagai agen perdamaian dalam mempertahankan NKRI. Menurutnya, santri menjadi tumpuan harapan bangsa karena sejak dulu diajarkan untuk mencintai bangsa dan negara, karena kecintaan pada negara adalah bagian dari iman.

“Aksi bela tauhid, tahlilan. Aksi bela nabi, solawatan. Aksi bela ulama, manakiban. Aksi bela negara, istigosahan. Aksi bela Quran, semaan. Aksi bela ilmu, sorogan. Sementara aksi bela mahasiswi putri, ya lamaran,” tuturnya di sambut riuh ribuan jamaah yang memenuhi halaman Kampus 3.

Pada kesempatan itu, ia juga mengimbau umat muslim untuk terus berakhlak mulia. Pasalnya, perilaku umat muslim itulah yang dilihat oleh umat lain.

Selain itu, Gus Miftah juga mengingatkan tentang profesionalitas. Dikatakannya, apa pun pekerjaan yang dilakukan akan mendapat hasil baik, jika dilandasi dengan iman. “Satu hal yang perlu diingat, jika kita membaikkan perkara akhirat, perkara dunia dengan sendirinya juga akan membaik,” jelasnya.

Sementara itu, dalam sambutannya, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Dr. Sidqon Maesur mengatakan bahwa IAIN Salatiga merupakan perguruan tinggi Islam yang sangat mendukung dan senantiasa meningkatkan ta’zizul wasatiyah, selalu meneguhkan moderasi Islam.

“Peringatan hari santri ini membangkitkan semangat seorang santri untuk cinta negeri, cinta stabilitas negeri ini, cinta kedamaian dan juga mengukuhkan moderasi Islam,” tuturnya.

Pengajian tersebut menjadi semakin istimewa, karena di tengah acara Gus Miftah juga mensyahadatkan seorang wanita asal Solo, Bhekti Handayani. Bhekti mengaku tertarik masuk Islam karena Islam menyenangkan dan menenangkan. (Fath)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here