Guru dari Hati, Membangun Akal Budi

485
Ilustrasi: Murid mencium tangan gurunya. (Foto: suluhsumatera)

Muslim Obsession – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan bahwa Hari Guru 25 November 2021 merupakan wahana meneguhkan komitmen seluruh guru Indonesia untuk terus mendidik anak negeri tiada henti.

“Lebih-lebih di masa pandemi, ketika dunia pendidikan sebagaimana aktivitas lainnya terdampak luas sehingga mengalami stagnasi aktivitas pendidikan secara normal. Pembelajaran daring pun banyak rintangan, tak semudah yang dibayangkan. Birokrasi dan otoritas penyelenggara pendidikan seakan gagap mengatasi keadaan. Meski perlahan ada langkah-langkah perbaikan,” tutur Haedar pada Rabu (24/11) dilansir muhammadiyah.or.id.

Dunia pendidikan Indonesia memang kompleks dengan segala masalah dan tantangan. Dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai pulau Rote begitu beragam kondisi pendidikan dan situasi anak didik Indonesia, yang tidak dapat digeneralisasi oleh standar lembaga-lembaga pendidikan Jakarta dan kota-kota besar yang digdaya.

BACA JUGA: Hari Guru Nasional 25 November jadi Tema Google Doodle Hari Ini

“Masih banyak lembaga pendidikan  di pelosok-pelosok terjauh mengalami kesulitan hanya untuk bertahan hidup, dari sarana prasarana, guru, dan dana yang serba terbatas sampai kondisi anak didik dengan latar sosiologis yang kompleks. Dunia pendidikan Indonesia di ranah global pun masih harus menghadapi tantangan, karena kondisi  Daya Saing Bangsa dan Human Development Index (HDI) Indonesia  masih di bawah negara-negara ASEAN,” imbuh Haedar.

Sungguh berat masalah dan tantangan dunia pendidikan Indonesia saat ini ke depan. Pemerintah melalui Kemendikbudristek sungguh diuji dan dinanti langkah-langkah terobosan yang tersistem, kontinyu, serta berorientasi pada pemecahan masalah dan pengembangan dunia pendidikan Indonesia yang beragam kondisi dan permaslahannya yang kompleks itu.

“Fokusnya mesti tertuju pada masalah dalam memajukan pendidikan Indonesia agar makin berkualitas secara merata sebagai  agenda yang tidak ringan. Apalagi ditambah dengan urusan-urusan lain yang dibebankan pada dunia pendidikan  seperti soal radikalisme, intoleransi, kekerasan, dan lain-lain yang mesti seksama dalam memecahkannya,” tegas Haedar.

Lebih-lebih menyangkut agenda membangun basis nilai, yakni bagaimana membangun pendidikan Indonesia yang unggul dan maju dengan  berlandaskan  Pancasila, nilai-nilai Agama, dan kebudayaan luhur Indonesia sebagaimana perintah konstitusi. Membangun dunia pendidikan nasional yang berkeperibadian Indonesia.

“Sudah terpecahkankah masalah-masalah utama dunia pendidikan Indonesia yang kompleks itu? Harapannya tentu selalu terbuka untuk optimis, dengan syarat semua pihak benar-benar serius, fokus, paham, bersinergi,  serta memiliki komitmen dan political-will yang tinggi,” tutur Haedar.

Guru merupakan bagian penting dari aktor pemajuan dunia pendidikan Indonesia yang penting, utama, dan bermisi mulia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan peradaban Indonesia.

Di tangan guru nasib pendidikan Indonesia hari ini dan ke depan, meski niscaya guru hanya bagian dari keseluruhan sistem yang tidak dapat bekerja sendirian. Dunia guru pun termasuk yang penting dimajukan kehidupannya, sehingga terjadi mutuality of interest.

“Dari dunia guru yang maju lahir pendidikan Indonesia berkemajuan. Sebaliknya, dari kondisi guru yang serba terbatas, sukarlah urusan memajukan pendidikan Indonesia. Kami percaya para guru di seluruh penjuru negeri memiliki komitmen dan pengkhidmatan tinggi untuk memajukan pendidikan Indonesia. Selamat Hari Guru bagi seluruh guru Indonesia, kami senantiasa membersamai dengan hati untuk membangun negeri dan mencerdaskan akal budi menuju generasi emas yang berkepribadian Indonesia,” tutup Haedar.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here