Guru Besar UIN: Kekerasan dan Intoleransi Menurun 4 Tahun Terakhir

887
Ayzumardi Azra (Tengah)

Jakarta, Muslim Obsession – Selama empat tahun terakhir, kekerasan dan intoleransi  di Indonesia sangat menurun.

Hal ini disampaikan oleh Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Ayzumardi Azra saat menjadi pembicara pada talkshow bertajuk “Moderasi Beragama untuk Kebersamaan Umat”, di Jakarta.

“Meskipun kasus intoleransi masih ada, tapi skalanya sangat kecil. Tidak seperti 10 tahun yang lalu,” kata Azra, seperti dikutip dari siaran pers Kemenag, Jumat (25/1/2019).

Azra juga mengingatkan, bangsa Indonesia ini harus bersyukur sebanyak-banyaknya. Sebabnya, sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar Indonesia senantiasa dapat memelihara kedamaian. Di Indonesia, terbukti bahwa umat Islam dapat bersanding dengan umat-umat agama lain.

“Sebagai The Largest Moslem Country, Indonesia sangat beruntung. Karena Indonesia menjadi salah satu negara dari sedikit negara berpenduduk muslim terbesar, tapi paling aman,” lanjut Azra.

Dengan kondisi sosial masyarakat yang aman dan damai menurutnya, umat beragama di Indonesia dapat dengan tenang melaksanakan aktivitasnya. Termasuk aktivitas beribadah.

“Ini bukan hanya harus disyukuri oleh umat muslim. Tapi juga oleh umat yang lain,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa rasa syukur tersebut harus diimplementasikan dengan terus menjaga Indonesia. Menurutnya, Indonesia ini adalah gambaran surga yang ada di Kitab suci.

Kekayaan alam yang baik, serta masyarakat yang hidup tentram damai dalam keragaman menurut Ayzumardi adalah laiknya gambaran tentang surga. Maka sebuah kewajiban bagi masyarakat Indonesia untuk menjaga kondisi tersebut. Salah satunya dengan menjaga moderasi beragama.

Kita beruntung Indonesia itu memiliki warisan nilai Islam (Islamic legacy) yang menjaga agar tercapai moderasi itu. Bicara tentang moderasi beragama di Indonesia, maknanya adalah Moderasi Islam.

“Ini karena jumlah penganut agama Islam terbesar di Indonesia,” jelasnya.

“Kita harus bersyukur, dan berterima kasih pada ormas yang menjaga moderasi Islam atau yang dikenal dengan wasathiyah Islam itu. Meskipun masing-masing ormas memiliki bahasanya sendiri,” kata Azra.

Kewajiban kita semua untuk membangun moderasi beragama melalui vernakularisasi Indigenisasi, dan kontekstualisasi.

“Jadi, tidak lagi menjadi sesuatu yang asing. Karena itu, dalam penampilan budayanya, Islam Indonesia jauh berbeda dengan Islam Arab,” jelas mantan Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ini.

Pada talkshow yang merupakan rangkaian kegiatan Rapat Kerja Nasional Kementerian Agama 2019 tersebut, Azyumardi Azra menyampaikan pandangannya tentang “Tantangan dan Masa Depan Moderasi Beragama dalam Peta Geo Sosial Politik”.

Selain Ayzumardi, talkshow yang dipandu Staf Ahli Menteri Agama Oman Fathurahman, juga menghadirkan Inayah Wahid sebagai narasumber.

Putri Presiden RI Keempat Abdurrahman Wahid ini bertugas menyampaikan materi tentang “Issu Moderasi Beragama Perspektif Generasi Millenial”.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here