Gempa Bertubi, Dua Dandim, Satu Komando (Bagian 2)

Kenangan Anggota Doni Monardo dari Singaraja dan Kariango.

415

Hukuman Doni

Ketika ditanya, apa pernah mendapat hukuman dari Doni Monardo selaku komandannya? Tri Aji spontan tertawa terbahak. “Pernah. Malam-malam ketahuan merokok. Padahal, saya sudah sembunyi-sembunyi… eh ketahuan. Ya habislah dimarahi, dijungkir-balik. Waktu itu usia saya 25 tahun, dan ya itu memang karena kebandelan saya,” ujar Tri masih dalam derai tawa.

Doni Monardo diakui mengajarkan banyak hal. Prinsip-prinsip kepemimpinan militer ditanamkan betul dan melekat hingga sekarang.

“Selama di Mamuju saya ingat betul pesan beliau, agar mengutamakan keselamatan warga. Selama beliau di Mamuju, selalu memanggil dan memberi perintah. Mulai dari tugas evakuasi, penyiapan pos pengungsi, penyaluran sembako, penyiapan fasilitas Rumah Sakit Darurat, membuka jalan terisolir di Desa Bela dan Kopeang, dan lain-lain. Ya begitulah beliau, perintah mengalir seperti air,” ujar Tri lagi-lagi diiringi tawa senang.

Perhatian Doni sehari-hari tertuju kepada persoalan-persoalan yang belum terselesaikan, lalu menuntaskannya. “Saya termasuk mendampingi beliau ke lokasi-lokasi bencana menggunakan helikopter. Selama itu pula, saya harus siap menerima perintah-perintah baru,” katanya.

Bahasa Militer

Beda tempat, beda situasi, tetapi ada sedikit kemiripan. Ini kisah yang disampaikan Dandim Majene Letkol Inf Yudi Rombe. Jarak Mamuju ke Majene sekitar 228 km atau 25 menit menggunakan helikopter. Tak heran jika dampak gempa Mamuju juga ikut meluluhlantakkan sebagian wilayah Majene.

Sama seperti yang terjadi di Mamuju, maka di Majene pun merasakan gempa besar kedua 15 Januari 2021 pagi dinihari.

Yudi pun langsung menghubungi dan mengecek kondisi Koramil yang ada di wilayahnya. Koramil Tapalang, Koramil Mambi, Koramil Sendana, dan Koramil Malunda. Dari semua, hanya Koramil Malunda yang tingkat kerusakannya terbilang lumayan. Selebihnya relatif aman.

Hari itu juga, Yudi Rombe berinisiatif mengumpulkan Forkopimda Majene. Unsur kepala daerah, BPBD, PUPR, Dinkes, Dinsos, dan lain-lain. Rapat dadakan itu menunjuk Yudi Rombe sebagai Komandan TCR (Tim Reaksi Cepat) bersama Wakapolres.

Dinas terkait bekerja bersama-sama unsur TNI-Polri dalam bidang-bidang yang sudah disepakati. Dinsos dan Pasiter misalnya, menghimpun para pengungsi dan mencarikan titik-titik pengungsian. Titik-titik pengungsian yang kecil-kecil, disatukan menjadi satu titik besar agar lebih mudah penanganannya.

Kesulitan lain, yakni sarana komunikasi. Signal selular timbul-tenggelam, menyulitkan kerja koordinasi. Dandim Yudi bersama Bupati Majene, Lukman menginisiasi penggalangan model swadaya.

“Bupati menggunakan dana yang ada. Kodim juga begitu, Polres juga demikian. Semua berinisiatif mengeluarkan anggaran untuk pengadaan logistik bagi keperluan para pengungsi,” ujar Yudi.

Tentu saja masih belum memadai. Akibatnya, ada pengungsi kelaparan karena bantuan logistik yang tidak mencukupi untuk dibagi rata kepada pengungsi yang berjumlah hampir 800 orang. Beruntung, hari kedua bantuan logistik mulai berdatangan.

Di awal-awal, sempat terjadi kegaduhan akibat ulah sekelompok orang yang kurang betanggung jawab. Pernah terjadi kasus pengambilan paksa bantuan logistik dengan mengatasnamakan kepala desa atau kepala dusun. Padahal, untuk kelompok tendanya sendiri. Akibatnya, bantuan tidak merata. Ada tenda yang berlimpah logistik, sementara ada tenda pengungsi yang kekurangan.

Teritori Yudi Rombe yang terkoyak terdiri atas dua kecamatan: Malunda dan Ulumanda. Yudi memanggil Danramil dan Camat, termasuk para kepala desa saat itu juga. Yudi menerapkan peraturan, tidak akan ada bantuan tanpa disertai kebutuhan tertulis dari masing-masing Kades. Pak Camat juga diminta memantau setiap aliran bantuan.

“Prinsipnya tidak melayani permintaan yang bersifat pribadi. Saat itu saya menerapkan kebijakan yang agak keras. Tapi tujuannya agar pembagian logistik, merata dan tepat sasaran,” tegas Yudi.

Hari kedua itu pula saya dan Kepala BNPB Doni Monardo tiba di Majene menggunakan helikopter.

“Rombe, saya perintahkan kamu bikin stiker, Petakan kelompok-kelompok pengungsian, pisahkan yang usia tua dengan yang muda. Pisahkan kelompok rentan dan komorbid. Atur posisi bagian logistik, keamanan dan kesehatan,” ujar Yudi menirukan perintah pertama Doni Monardo sesaat setelah tiba di Majene.

Setelah mendapat instruksi Doni Monardo, Yudi Rombe langsung menggelar rapat kilat. Ia mendistribusikan penugasan sesuai arahan Doni Monardo. Hari ketiga, aliran bantuan makin kencang. “Karena sudah dibentuk kelompok-kelompok, jadi saya tinggal panggil para ketua kelompok didampingi bagian logistik,” ujar Yudi.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here