Gempa Bertubi, Dua Dandim, Satu Komando (Bagian 1)

Kenangan Anggota Doni Monardo dari Singaraja dan Kariango.

338

Ubah Tujuan

Pagi itu 15 Januari 2021, di Jakarta, semula Kepala BNPB siap siap melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Sumedang, Jawa Barat bersama sejumlah anggota DPR RI dari Komisi 8.

Seketika mendengar kabar terjadinya gempa, Doni segera merubah rencana, berangkat ke Mamuju Sulawesi Barat.

Kami semua masih menginap di lantai 10, Graha BNPB. Gesit berkemas, kami meluncur ke Base Ops Bandara Halim Perdana Kusuma. Dalam perjalanan, karena satu mobil, saya menyimak Doni berbicara dengan Presiden Jokowi Widodo via sambungan telpon. Doni melaporkan apa yang terjadi di Sulbar kepada presiden.

Nah kembali ke kisah Tri Aji. Selesai menerima laporan dari Tri Aji, Doni menutup telepon dengan kalimat, “Tetap laksanakan dan lanjutkan kegiatan. Utamakan evakuasi korban. Selamatkan nyawa.”

Memang itulah yang terjadi hari pertama gempa. Seluruh aparat TNI-Polri, Basarnas, BPBD, dan berbagai unsur lain bahu-membahu melakukan evakuasi korban. Terik matahari tak terasa. Haus lapar tak dirasa. Matahari pun kian condong ke barat. Mereka seperti berkejaran dengan waktu untuk bisa mengevakuasi sebanyak-banyaknya korban, dan melarikannya ke rumah sakit.

Telepon kedua Doni Monardo kembali berdering. Doni dan rombongan siang itu sudah mendarat di Mamuju menggunakan Hercules TNI AU. “Tri, kamu di mana, saya di depan Kodim. Ayo kita ke rumah dinas gubernur,” terdengar perintah Doni di ujung telepon. Rupanya, Doni mampir Kodim untuk mengajak Tri bersama-sama ke rumah dinas Gubernur Sulbar Ali Baal. Sementara Tri masih berada di lapangan.

Rapat Dadakan

Di rumah dinas gubernur, kondisi relatif aman. Bangunan itu tampak retak di beberapa bagian, tetapi masih relatif utuh. Di sana, selain Doni Monardo, juga hadir Mensos Rismaharini dan Pangkogabwilhan II, Marsekal Madya TNI Imran Baidirus.

Setelah meminta laporan perkembangan serta situasi terakhir di lapangan, Doni Monardo langsung memberi arahan. Personel BPBD Mamuju diminta mencari lokasi yang representatif dibangun barak pengungsian. Semua pengungsi yang terpencar-pencar, harus segera dikonsentrasikan ke titik-titik pengungsian.

Malam itu juga ketemu 13 lokasi yang bisa dijadikan titik pengungsian. Sebagian bisa menampung hingga ribuan orang, sebagian lain ratusan pengungsi. Ke-13 titik itu tersebar di berbagai daerah di Mamuju.

“Bangun titik pengungsian yang memadai, perhatikan masalah air dan sanitasi. Mereka akan tinggal di tenda pengungsian untuk waktu yang relatif lama, sampai proses rehab-rekon selesai,” ujar Doni.

Setelah itu, Doni meminta Danrem Brigjen TNI Firman Dahlan mengkoordinir dua Kodim yang tertimpa bencana Mamuju dan Majene. Dandim Mamuju dan Dandim Majene masing-masing menjadi Komandan Sektor di teritori binaannya.

Usai briefing di rumah dinas gubernur, masing-masing kembali ke lapangan. Sebelum bubar, Doni memanggil Try dan memberinya tugas khusus, mendampingi Mensos ke stadion Manakarra Mamuju melihat para pengungsi di sana. Ketika itu, situasinya hujan.

Lacak Tengah Malam

Pukul 23.00, kondisi masih hujan, telepon berdering. Nama Doni Monardo muncul di layar HP. “Waktu itu saya di Kantor Kodim setelah selesai mendampingi bu menteri. “Tri, kamu di mana. Saya di Jalan Nomor 5,” kata Doni. Ia menangkap sinyal perintah, untuk segera meluncur ke sana.

Mendekati titik pertemuan, ia melihat Doni Monardo berdiri di pinggir jalan dalam kegelapan, karena aliran listrik padam.

Malam itu saya ikut menemani Doni. Rombongan pun mengecek sebuah bangunan yang runtuh di dekat Doni berdiri. Di rumah itu, pagi hari tadi viral seorang anak tertimpa reruntuhan dan diberi minum oleh penolong. Sementara ibunya meninggal tak jauh darinya.

“Tri, di mana anak yang tadi pagi masih tertimbun di rumah ini,” tanya Doni.

“Siap, kebetulan tadi pagi yang bertugas di area ini teman-teman dari Paskhas TNI-AU. Menurut informasi, anak itu sudah berhasil dievakuasi,” jawab Tri.

“Yakin?”

“Yakin!”

“Kalau yakin, cari di mana sekarang. Saya mau ketemu. Tapi kalau ternyata masih ada, itu pembiaran namanya. Besok pagi saya mau ketemu dia,” kata Doni.

Dengan basah kuyup Doni dan Tri kembali ke tempat masing-masing.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here