Gelar Wayangan, Gus Miftah: Adzan Indonesia Lebih Bagus Daripada Arab

733

Jakarta, Muslim Obsession – Gus Miftah mengadakan pertunjukan wayang kulit di Kompleks Pondok Pesantren (Ponpes) Ora Aji di Dusun Tundan, Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jumat (18/2/2022) malam WIB.

Gelaran wayang di Pondok milik Gus Miftah menghadirkan dalang Ki Warseno Slank dan sinden Yati Pesek tersebut juga disiarkan langsung melalui akun channel Youtube ADARA NH.

Miftah Maulana Habiburahman, nama lengkap Gus Miftah berpesan jika masalah budaya dan agama harus dibedakan. Dia menyebut, budaya dan agama itu bisa berjalan selaras beriringan.

“Contohnya yang namanya menutup aurat itu perintah agama, tapi caranya menutup itu budaya maka orang Arab punya budaya menutup aurat dengan cara menggunakan jubah, lha jubah itu budayanya orang Arab. Apakah orang Yogya Klaten itu harus meniru budaya jubahnya orang Arab, boleh memakai boleh tidak,” kata Gus Miftah dikutip, Senin (21/2/2022).

Dia pun berpesan warga Indonesia boleh memakai jubah, tapi sebaiknya untuk Jumatan atau ke masjid. “Jangan keseharian pakai jubah seperti orang Arab. Lha pekerjaannya mengeruk pasir di kali kok pakai jubah. Pekerjaannya orang Kulonprogo ambil kelapa kok pakai jubah ya bluluknya bertambah dua. Menarik becak pakai jubah, bisa salah tarik rem,” ujarnya.

Menurut Gus Miftah, Islam di Indonesia itu sangat indah karena ada sisi budaya. Kalau tanpa budaya, sambung dia, Islam menjadi kaku. Dia pun membandingkan perbedaan azan di Indonesia lebih unggul dibandingkan di Jazirah Arab.

“Azan itu terlihat bagus karena ada budaya. Makanya itu azan paling bagus di dunia di Indonesia soalnya memakai irama. Kalau azan cara orang Arab itu kadang-kadang, kecuali Masjidil haram ya Masjid Nabawi itu memang berbeda, di Timur Tengah itu nyuwun sewu azan itu mirip orang nesu-nesu, karena tak punya seni. Orang Indonesia itu ada seni di dalamnya makanya indah,” ucap Gus Miftah.

Sementara itu, saat pementasan, Ki Warseno Slank menjadikan Khalid Basamalah sebagai wayang yang keberadaannya dihancurkan. Ki Warseno menyebut, kehadiran Khalid di Tanah Jawa hanya untuk mengusik wayang. Dia pun tidak mampu menahan amarah sampai beberapa kali memaki Khalid.

“Cangkemu cangkemu opo cok. Kalau kamu tidak suka wayang tidak usah banyak bicara. Kamu mau jadi apa,” kata Ki Warseno dengan nada emosi sambil memukul wayang berjawah Khalid sampai kepalanya putus. Tidak cukup sampai di situ, sang dalang akhirnya sampai berdiri dan berteriak untuk membanting wayang bergambar Khalid. (Albar)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here