Gelar Pertemuan, Muhammadiyah dan NU Sepakati 4 Poin

705
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siroj dan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir (Foto: Istimewa)

Jakarta, Muslim Obsession – PP Muhammadiyah menggelar pertemuan dengan PBNU di kantor PP Muhammadiyah, Rabu (31/10/2018) malam. Pertemuan itu menghasilkan empat kesimpulan yang langsung ditandatangani Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dan Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir.

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir mengatakan, kedua belah pihak menyadari pentingnya kedaulatan dan kemajuan bangsa dan negara. Karenanya Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama menyepakati beberapa hal.

“Satu, berkomitmen kuat menegakkan keutuhan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan atas Pancasila sebagai bentuk dan sistem kenegaraan yang Islami. Bersamaan dengan itu menguatkan dan memperluas kebersamaan dengan seluruh komponen bangsa dalam meneguhkan integrasi nasional dalam suasana yang damai, persaudaraan, dan saling berbagi untuk persatuan dan kemajuan bangsa,” ucapnya di kantor PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta, Rabu (31/10/2018).

Yang kedua, masih kata dia, kedua belah pihak, mendukung sistem demokrasi dan proses demokratisasi sebagai mekanisme politik kenegaraan.

“Dan seleksi kepemimpinan nasional yang dilaksanakan dengan profesional, konstitusional, adil, jujur, dan berkeadaban. Semua pihak agar mendukung proses demokrasi yang substantif serta bebas dari politik yang koruptif dan transaksional demi tegaknya kehidupan politik yang dijiwai nilai-nilai agama, Pancasila, dan kebudayaan luhur Indonesia,” jelasnya.

Poin ketiga, yaitu, meningkatkan komunikasi dan kerjasama yang konstruktif untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, membangun masyarakat yang makmur baik material maupun spiritual, serta peran politik kebangsaan melalui program pendidikan, ekonomi, kebudayaan, dan bidang-bidang strategis lainnya.

“Komunikasi dan kerjasama tersebut sebagai perwujudan ukhuwah keumatan dan kebangsaan yang produktif untuk kemajuan Indonesia,” tegasnya.

Untuk poin terakhir, kata dia, menyinggung masuknya tahun politik, di mana semua pihak agar mengedepankan kearifan, kedamaian, toleransi, dan kebersamaan di tengah perbedaan pilihan politik.

“Kontestasi politik diharapkan berlangsung damai, cerdas, dewasa, serta menjunjung tinggi keadaban serta kepentingan bangsa dan negara. Hindari sikap saling bermusuhan dan saling menjatuhkan yang dapat merugikan kehidupan bersama. Kami percaya rakyat dan para elite Indonesia makin cerdas, santun, dan dewasa dalam berpolitik,” pungkasnya. (Bal)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here