Fatimah Al-Fihriyah, Muslimah Luar Biasa dalam Sejarah Islam

1899
Fatimah Al-Fihriyah, Muslimah Luar Biasa dalam Sejarah Islam

Muslim Obsession – Sedikit yang diketahui tentang kehidupan Fatimah Al-Fihriyah, namun prestasinya tentu merupakan salah satu kebanggaan terbesar sepanjang sejarah Islam.

Dia adalah putri seorang pengusaha kaya, Mohammed Al-Fihri, yang tinggal di kota Karaouine, Tunisia. Kemudian, keluarga tersebut pergi ke Kota Fez di Maroko yang pada waktu itu menjadi kota metropolitan ramai. Saat itu, Kota Fez juga menjadi salah satu kota Muslim yang paling berpengaruh dan merupakan tujuan populer bagi banyak imigran.

Setelah ayah, suami, dan saudara laki-lakinya meninggal dalam waktu singkat, Fatimah dan saudara perempuannya, Miriam, mewarisi sejumlah besar uang. Alih-alih membuang-buang uang untuk barang-barang material, setelah mendapat pendidikan yang baik, Fatimah memutuskan untuk membantu komunitas Muslim dengan membangun universitas di Fez.

Selain inisiatif dermawan Fatimah, Miriam menyadari bahwa karena pengungsi yang melarikan diri dari Andalusia setelah pembalasan di Córdoba, Masjid Fez tidak lagi mampu menampung jumlah jamaah yang terus meningkat. Oleh karena itu, dia membangun Masjid Agung Andalusia yang mengesankan atau Masjid Al-Qarawiyyin pada tahun 859.

Di sana tersedia tujuh posisi mengajar dan dua perpustakaan yang merupakan salah satu masjid terbesar di Afrika Utara yang juga menampung universitas Fatimah.

Universitas Al-Qarawiyyin

Didirikan pada tahun 859, menjadi universitas akademis pertama di dunia yang menawarkan gelar sarjana. Fatimah juga seorang wanita yang sangat shalihah, dia berjanji untuk berpuasa sejak hari pertama pembangunan sampai selesai, yang totalnya 2 tahun. Semata-mata dia lakukan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan menunjukkan dedikasinya.

Pada awalnya, universitas hanya mengajarkan agama, tapi seiring waktu, pendidikan secara bertahap diperluas dengan banyak mata pelajaran lain, terutama ilmu alam. Tidak hanya menyediakan kursus Al-Quran dan yurisprudensi, tapi juga tata bahasa, retorika, logika, kedokteran, matematika, astronomi, kimia dan bahkan humaniora. Pada abad ke-14, universitas tersebut terhitung memiliki 8.000 mahasiswa.

Tak perlu dikatakan lagi, pusat bergengsi ini menarik beberapa ilmuwan hebat seperti Ibn Khaldun sejarawan Tunisia yang dianggap sebagai pendiri sosiologi, historiografi dan ekonomi modern, juga Leo Africanus seorang diplomat, penjelajah terkenal dan penulis “Deskripsi tentang Afrika”.

Universitas ini juga merupakan pusat interaksi politik dan sosial dan memainkan peran penting dalam hubungan budaya dan akademis antara dunia Islam dan Eropa, karena itu juga perguruan tinggi menyambut baik Muslim dan non-Muslim. Mahasiswa non-Muslim itu termasuk filsuf Yahudi dan teolog Maimonides dan Paus Sylvester II, yang kemudian memperkenalkan angka Arab dan konsep nol di Eropa.

Tidak diragukan lagi, universitas Fatimah adalah salah satu tempat di mana orang-orang Eropa memperoleh banyak pengetahuan dari orang-orang Muslim dan mengekspornya ke seluruh dunia bersamaan dengan imperialisme Eropa.

Pada abad ke-14, universitas ini menampung perpustakaan Al-Qarawiyyin yang tetap menjadi salah satu yang tertua di dunia, melestarikan beberapa manuskrip Islam yang paling berharga.

Fatimah menyadari pentingnya memiliki pusat keagamaan semacam itu untuk melestarikan pengetahuan dan praktek Islam dan mengembangkan umat Muslim secara intelektual. Dia menunjukkan bahwa wanita bukan benda yang mudah dibuang. Mereka cerdas, memainkan peran penting dalam menyebarkan pendidikan ke dunia dan mampu melakukan lebih banyak hal.

(Vina – Disadur dari artikel berjudul Outstanding Muslimah Scholars in Islamic History)

 

BAGIKAN

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here