Etnis Rohingya: Dibunuh Jiwanya, Diperkosa Raganya

1378
Rohingya Camp
Kamp-kamp pengungsian etnis Rohingya.

Komunitas pertama, Muslim Burma, merupakan komunitas yang terbentuk paling awal. Mereka terbentuk dari wilayah Sweebo di dataran tengah dekat ibu kota pra kolonial kerajaan Burma.

Komunitas ini dapat dirunut asal usulnya hingga abad ke 13 dan ke 14, ketika nenek moyang mereka datang ke negara itu sebagai pembantu istana, tentara sewaan dan pedagang dari Barat. Pada 1930-an, Muslim Burma yang berasimilasi dengan baik ini jumlahnya dilaporkan kurang dari sepertiga komunitas Muslim.

Komunitas kedua, Muslim India, merupakan komunitas Muslim yang terbentuk seiring kolonisasi Burma oleh Inggris pada abad ke 19. Pada 1886 sampai 1937, Burma dijadikan sebagai bagian dari provinsi India oleh Inggris. Oleh karena itu, banyak imigran dari India ke Burma. Kedatangan arus imigran yang sangat besar ke Myanmar ini menyebabkan munculnya masalah sosial, politik dan ekonomi.

Penyebab Muslim India banyak berdatangan ke Myanmar, karena kebutuhan pemerintah Myanmar terhadap sumber daya manusia dan penilaian subyektif Inggris tentang imigran India yang lebih adaptif dan mandiri. Di Myanmar, muslim India masih mempertahankan hubungan erat dengan praktek-praktek religius dan kultural dari tanah asal mereka.

Komunitas Muslim di Myanmar yang ketiga adalah Rohingya yang bermukim di daerah Arakan atau Rakhine yang berbatasan dengan Bangladesh. Sebelum 1784, walaupun penguasanya menggunakan lambang Islam, Arakan merupakn sebuah kerajaan Budha merdeka. Akan tetapi kerajaan Budha tersebut dihancurkan oleh tentara Myanmar.

Kedudukannya melemah diakibatkan oleh bangkitnya kekuatan Myanmar di bagian timur. Arakan kemudian di masukkan menjadi bagian dalam Burma oleh Inggris. Sejak saat itu Arakan didatangi oleh sejumlah besar imigran dari Chittagong (Bengal). Proporsi terbesar kaum Muslim Myanmar adalah keturunan Bengal dan sebagian besar mereka tinggal di negara bagian Arakan.

Arakan merupakan daerah yang didiami oleh dua komunitas etnis, Budha Arakan atau Rakhaing dan Muslim Rohingya. Rakhaing menempati wilayah Arakan selatan, sedangkan Muslim Rohingya tinggal di Arakan Utara, terutama di daerah Buthidaung dan Maungdaw.

Setelah Burma merdeka pada tahun 1948, ketiga muslim di atas memiliki peran yang berbeda. Muslim Burma mendapat tempat di pemerintahan U Nu. Sebaliknya kaum Muslim India, yang lebih berpandangan keluar dan berorientasi pada perdagangan, mengalami masa hidup yang lebih sulit setelah kemerdekaan.

Akan tetapi, bila dibandingkan dengan Muslim Burma dan Muslim India, kedudukan Muslim Rohingya yang paling sulit. Mereka merupakan komunitas yang paling miskin, yang berada di Myanmar. Mereka selalu ditolak status kewarganegaraannya, juga berbagai akses sekolah dan rumah sakit.

Selain itu, mereka juga disulitkan oleh peperangan, dislokasi, dan perselisihan. Sehingga mereka terusir di beberapa negara sebagai kelompok pengugsi dan manusia-perahu. Mereka antara lain tersebar menjadi pendatang liar di Thailand, Srilanka bahkan ada sebagian dari kelompok mereka yang ‘terdampar’ di Aceh (Indonesia) sebagai kelompok manusia-perahu. Etnis Rohingya meski sudah puluhan tahun menetap di perbatasan Myanmar-Bangladesh, tidak kurang dari 800.000 warga Rohingya tetap berstatus Stateless (tak bernegara).

1
2
3
BAGIKAN

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here