Ekstremisme Salahi Fitrah Kemanusiaan

600

Jakarta, Muslim Obsession – Pemimpin Tertinggi Al-Azhar, Syeikh Shaleh Abbas mengatakan, bersikap ekstrem dan intoleran, bukan hanya menyalahi ajaran agama, tetapi juga menyalahi fitrah kemanusiaan. Esensi berislam tidak menyakiti orang lain dengan ucapan dan perbuatan.

Bersikap moderat berarti harus bersikap adil. Adil dalam pikiran, ucapan dan tindakan. Shaleh menyitir sebuah ayat dalam QS. Al-Baqarah: 143 tentang “ummatan wasathan” yang dia artikan sebagai umat yang adil. 

“Pemikiran dan ideologi ekstrem harus dihadapi dengan pemikiran dalam bentuk counter narasi dan mengajarkan pemahaman Islam yang moderat. Di sini pendidikan memegang peranan penting. Tentu saja selain perlunya pengentasan kemiskinan dan pengangguran. Tidak sedikit anak-anak muda terjebak ke dalam kelompok ekstrem karena miskin dan tidak punya pekerjaan,” kata Syeikh Shaleh, saat berkunjung ke Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Jumat (26/7/2019).

Selain Syeikh Shaleh Abbas, hadir juga Syeikh M. Abu Zaid al-Amiri.  Menurut Syeikh M. Abu Zaid al-Amiri, pentingnya bagi kita untuk membuka wawasan umat agar bisa menyikapi perbedaan dan menghormati pendapat yang berbeda.

Islam agama yang menghargai pluralitas (ta`addudiyyah). Inilah metode yang diterapkan di Al-Azhar. Di tingkat dasar dan menengah siswa dikenalkan dengan mazhab tertentu sesuai pilihannya; Hanafi, Maliki, Syafi`i atau Hambali. Setelah itu diajarkan perbandingan mazhab, sehingga siswa memahami argumen setiap mazhab dengan segala kekuatan dan kelemahannya,” terangnya.

Bahkan, meski dalam teologi Al-zhar menganut paham Asy’ariyah, aliran lain seperti muktazilah juga diajarkan. Dengan metode yang menghargai perbedaan, menurut Abu Zaid, lembaga Pendidikan Al- Azhar Mesir bisa bertahan selama lebih dari seribu tahun, tepatnya 1079 tahun. Selain itu, Al-Azhar juga menanamkan ajaran cinta tanah air.

“Cinta tanah air dan bela negara adalah bagian dari maqâshid syari`ah (tujuan pokok agama), yaitu memelihara agama, jiwa, akal, harta dan keturunan/kehormatan,” ujar Abu Zaid.

Mendengar penjelasan tersebut, Menag Lukman menyatakan sepakat sepenuhnya dengan pandangan para ulama. (*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here