Dugaan Pemurtadan di Lombok, PUSHAMI: Polisi Jangan Berat Sebelah!

1630
Dewi ditemani ormas Islam di Lombok menuju Polda NTB (Foto: Dok)

Jakarta, Muslim Obsession – Dusun Onggong Daya, Desa Teniga, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, merupakan daerah terdampak, saat terjadi gempa bumi dahsyat berkekuatan 7 skala Richter, pada Ahad (5/8/2018) lalu.

Banyaknya korban gempa dan kerugian materil, menarik simpati berbagai lembaga sosial kemanusiaan. Namun ironisnya, ada pihak-pihak yang tak bertanggung jawab yang mengambil kesempatan dalam kesempitan, menjadikan para korban gempa, sebagai obyek pemurtadan.

Untuk itu, Tim Badan Investigasi Front Pembela Islam (BIF) melakukan investigasi di Dusun Onggong Daya, Desa Teniga setelah mendapatkan informasi video viral adanya dugaan pemurtadan di desa tersebut.

Seorang aparat dusun, mengaku sempat berpapasan dengan serombongan orang yang membawa bantuan kemanusiaan.

Dari keterangan aparat desa setempat, ia menyampaikan sekelompok orang yang diduga misionaris tersebut kemudian datang ke Dusun Onggong Daya, pada Jumat (24/8/2018).

“Mereka mengumpulkan perempuan dan anak-anak menjelang waktu Shalat Jumat. Rombongan tersebut kemudian menawarkan kepada warga yang laki-laki untuk menunaikan shalat berjamaah. Akhirnya, seluruh warga laki-laki pergi ke masjid untuk shalat Jumat. Saat itulah, rombongan yang diduga misionaris tersebut melaksanakan kegiatan trauma healing,” ujar Aziz Yanuar, SH, MH, pengacara dari Pusat Hak Asasi Muslim (PUSHAMI), yang mendapatkan hasil laporan dari BIF, saat diwawancara wartawan, Senin (3/9/2018).

“Mereka mengajak ibu-ibu dan anak-anak untuk bernyanyi dan bersorak. Pada saat itu juga, salah seorang dari rombongan tersebut mencipratkan segelas air kepada ibu-ibu dan anak-anak yang hadir,” paparnya lagi.

Peristiwa dugaan kristenisasi itu, terekam kamera ponsel Dewi Handayani, mahasiswa STIKES, warga lokal yang juga menjadi korban dari gempa Lombok. Dewi adalah korban gempa yang rumahnya hancur, rata dengan tanah.

Dewi Handayani selain sebagai korban bencana dia juga ikut terjun menjadi relawan di pengungsian sebagai team trauma healing. Saat dia sebagai relawan itulah, dia melihat adanya dugaan praktek kristenisasi, yang lalu dia videokan.

Hasil video tersebut kemudian ia share di media sosial sambil bertanya “misionaris kah ini?” sekali lagi pertanyaan bukan pernyataan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here