Dua Suku Kampung Laut di Pedalaman Kepri Ditetapkan Sebagai Desa Madani Parmusi

1451

Batam, Muslim Obsession – Mengakhiri masa kepengurusan di Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) Pusat periode 2015-2020, Ketua Umum Parmusi H. Usamah Hisyam didampingi Ketua Dewan Penasihat Muslimah Parmusi Hj. Daisy Astrilita melakukan Safari Dakwah di Batam, Provinsi Kepulauan Riau, 13-14 Maret 2020.

Dalam Safari Dakwah itu, Usamah melakukan kunjungan ke dua suku kampung laut di daerah pedalaman Kepri yang berada di pulau terluar. Jarak dari kota Batam sekitar 2 jam menggunakan kapal cepat atau speed boat.

Pertama Usamah mendatangi Pulau Mongkol, Kelurahan Pemping, Kecamatan Belakang Padang, Batam. Di pulau terpencil itu bertugas seorang Dai Parmusi bernama Ustadz Rustam yang baru saja diberangkatkan ibadah umrah bersama 34 Dai Parmusi yang lain.

Untuk menjangkau pulau ini harus ditempuh dengan perjuangan, terlebih bagi ketua umum. Sebab dermaga pulau masih mengunakan anak tangga yang terbuat dari kayu yang sangat curam. Sementara Usamah masih dalam kondisi tidak begitu sehat.

Namun semangat berdakwah tak pernah padam. Sesampai di ujung dermaga, Usamah dan rombongan langsung dijemput oleh Dai Parmusi menggunakan sepeda motor menuju perkampungan. Dengan jarak sekitar 500 meter, kedatangan Usamah langsung disambut oleh warga dengan tarian Rebana.

Sambutan cukup meriah, peresmian Desa Madani dihadiri oleh banyak warga termasuk dari Babinkamtibmas Brigadir Muhammad Royani, Babinsa Sersan Heris Kiswanto, dan Ketua Wilayah Parmusi Kepulauan Riau H. Irwansyah, serta jajaran pengurus wilayah yang lain.

Dalam pertemuan dengan warga, Usamah mengatakan pentingnya penguatan iman dan takwa di pulau-pulau terluar yang berdekatan dengan negara luar, yakni Singapura, dan Malaysia. Sebab di wilayah-wilayah itu sering kali terjadi penyelundupan narkoba dan kejahatan penyelundupan barang ilegal yang lain.

“Peningkatan iman dan takwa itu penting karena ini adalah dasar utama dari Desa Madani Parmusi. Kalau iman dan takwa kita kuat kehidupan masyarakat bisa lebih berkah. Karena di pulau-pulau rawan terjadi penyelundupan barang-barang ilegal atau terlarang,” ujar Usamah, Sabtu (14/3/2020).

Usamah juga menyampaikan program Parmusi dalam pemberdayaan ekonomi warga melalui program Permodalan Nasional (Persero) atau PNM. Program pemerintah bekerja sama dengan Parmusi ini mengajak tumbuhnya perekonomian mikro. Salah satunya adalah Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera atau disebut program (Mekaar).

“Dengan program ini, bank milik BUMN ini nanti akan memberikan permodalan kepada warga untuk berwirausaha, tanpa agunan atau jaminan dengan sistem bagi hasil. Kita sedang memperjuangkan modal senilai Rp.5-50 Juta per KK,” tutur Usamah.

Program ini, menurutnya, sangat cocok dikembangkan di desa-desa terlebih di pulau-pulau terpencil seperti di Pulau Mongkol.

Dalam perjalanan menuju pulau ini, Usamah merasakan begitu miris betapa ketimpangan ekonomi itu terjadi di Indonesia, saat menaiki kapal ia melihat dengan jelas begitu megahnya gedung-gedung tinggi Singapura.

“Waktu di kapal mau ke sini saya lihat sebelah kanan gedung-gedung berdiri megah dari Singapura. Tapi begitu nengok sebelah kiri yang ada gubuk-gubuk kayu berjejer di pinggir pantai. Ini kalau orang luar lewat sini, mereka pasti tahu kita masyarakatnya masih miskin-miskin,” jelasnya.

Laut yang dilewati ketua umum memang jalur penyeberangan Batam-Singapura. Karenanya, Usamah ingin dengan program Desa Madani ini, warga bisa dan mau berjuang bersama Parmusi untuk melakukan pemberdayaan ekonomi warga. Parmusi akan mengusahakan untuk memberikan permodalan.

Usai ke Pulau Mongkol, rombongan PP Parmusi kemudian berlanjut mendatangi Pulau Gara, Kelurahan Pulau Kasu, di kecamatan yang sama. Untuk menjangkau pulau ini juga cukup sulit karena 130 KK yang berada di pulau itu tinggal di atas laut dengan hanya menggunakan bangunan dari kayu.

Di sana ada Dai Parmusi bernama Syamsuddin. Pria asal Jakarta ini memilih tinggal di pulau terpencil untuk berjuang dalam gerakan dakwah Parmusi. Syamsuddin sudah menetap 13 tahun di pulai ini, dan berhasil membangun masjid serta pondok pesantren. Bahkan ia sudah mengislamkan 99 persen penduduk di pulau itu.

“Tadinya 100 persen penduduk ini non muslim, ada juga yang tidak beragama. Sekarang alhamdulillah sudah muslim semua. Hanya tinggal tiga orang yang belum,” ujar Ustadz Syamsuddin.

Dalam kesempatan itu, Usamah juga menyarankan warga untuk ikut dalam program Mekaar. Selain itu, Usamah dan Ketua PW Parmusi Kepri Irwansyah yang juga anggota DPRD Kepri ini turut memberikan tali kasih kepada warga setempat. Usamah juga meminta kepada Irwansyah sebagai anggota dewan bisa memperjuangkan nasib rakyat Kepri di kepulauan.

“Saya mendengar tadi Pak Irwansyah sudah memperjuangkan alokasi dana APBD untuk pembelian perahu speed boat di masing-masing pulau. Ini untuk kepentingan warga Kepri,” jelas Usamah.

Gerakan dakwah Desa Madani adalah sebuah manhaj atau metode gerakan dakwah yang dimulai di tingkat desa, dan fokus pada empat pilar utama, yakni Peningkatan Iman dan Takwa, Pemberdayaan Ekonomi, Kepedulian Sosial, dan Pengembangan Pendidikan.

Manhaj dakwah Desa Madani yang dilakukan para Dai Parmusi tersebut dilaksanakan di semua provinsi dan akan ditetapkan menjadi Program Nasional Dakwah Parmusi dalam Muktamar IV Parmusi pada akhir Maret medatang di Jakarta.

Desa Madani dikelola langsung oleh Lembaga Dakwah Parmusi (LDP) dan Parmusi Bisnis Center (PBC) dengan menempatkan satu Dai Pelaksana di lapangan. Program Desa Madani ini telah menjangkau pulau-pulau terluar, terdalam, dan terpencil di beberapa wilayah di Indonesia. (Albar)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here