DPR Minta Kicauan Dubes Arab Saudi Dikaji Terlebih Dahulu

1080
Osama Dubes Saudi
Duta Besar Kerajaan Saudi untuk Indonesia Osama bin Mohammed Abdullah as-Shuaibi.

Jakarta, Muslim Obsession – Wakil Ketua Komisi I DPR Asril Tanjung berharap penanganan masalah cuitan Duta Besar (Dubes) Arab Saudi untuk Indonesia, Osamah Muhammad Al Shuaibi yang mengatakan aksi 212 adalah aksi bela tauhid bisa selesai dengan baik.

Menurut dia, jika masalah ini berlarut-larut akan ditakutkan akan mengganggu hubungan dengan Arab Saudi terutama dalam penyelenggaraan ibadah haji dan umrah, maka dari itu harus ada kajian terlebih dahulu, hal itu untuk menjaga hubungan baik Indonesia-Saudi.

“Nanti kita marah-marah sama Saudi, dipersusah haji, dipersulit umrah, bagaimana coba?” ujarnya di kompleks parlemen, Selasa (4/12/2018).

Terkait desakan NU untuk memulangkan Dubes Saudi dari Indonesia, Asril mengaku hal ini belum dibicarakan karena belum adanya pernyataan resmi dari Dubes Saudi. Namun jika kicauan ini terbukti melanggar, ia meyakini cara diplomatis akan menjadi pilihan utama pemerintah Indonesia-Saudi menyelesaikan permasalahan ini.

“Boro-boro suruh pulang. Kalau kita disuruh pulang juga di sana bagaimana? Ya itu memang harus (diplomatis), harus jelas apakah betul. Tau-tau dia bilang ‘maksud saya tidak begitu’, lah kacau lagi jadinya,” ucapnya.

Sebelumnya pada Minggu (2/12), Dubes Saudi mengunggah sebuah kicauan yang berujung protes keras dari PBNU dan ormas GP Ansor. Dalam cuitannya berbahasa Arab, Osamah melalui akunnya @Os_alshuibi menulis imbauan kepada warga negaranya untuk tidak mendekati lokasi Reuni Aksi 212 di Monas. Dia menyebut acara tersebut sebagai reaksi atas pembakaran bendera tauhid.

Cuitan ini yang dipermasalahkan PBNU, sebab dalam tangkapan layar atau capture yang dilampirkan dalam keterangan pers Gerakan Pemuda Ansor, Osamah menulis ‘pembakaran bendera tauhid oleh kelompok sesat.’

Namun cuitan yang disalin GP Ansor itu memiliki perbedaan dengan cuitan Osamah saat ditelusuri pada akunnya @Os_alshuibi. Perbedaan itu terdapat pada sisi kalimat yang dipersoalkan GP Ansor. Dalam cuitannya, Osamah tidak menulis ‘sebagai reaksi atas pembakaran bendera tauhid’.

Sehubungan dengan perbedaan tafsir ini, Asril turut meminta pihak Dubes Saudi memberikan klarifikasi secepatnya. Hal ini dimaksudkan untuk tidak memberikan ruang lebih besar untuk spekulasi pribadi menempel kicauan ini.

“Mungkin saja maksudnya tidak sama dengan yang disampaikan Said Aqil, mereka (Dubes Saudi) harus berikan penjelasan,” ujarnya. (Bal)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here