Dompet Dhuafa Ajak Masyarakat Kawal Capim KPK

699

Pamulang, Muslim Obsession – Terkait dengan rekam jejak 20 Calon pimpinan Komisi Pemberatasan Korupsi (KPK) yang bermasalah, Indonesia Corruption Watch, Pusat Belajar Anti Korupsi (PBAK) Dompet Dhuafa, Tanggerang Public Transparancy Watch (Truth) mengadakan publik diskusi yang bertema Fenomena Corruptors Fight Back Dalam Seleksi Pimpinan KPK.

Kegiatan tersebut bertujuan mengajak semua pihak untuk terus mengawal proses seleksi Calon Pimpinan (Capim) KPK yang mengedepankan pertimbangan rekam jejak, integritas, kapasitas, dan kredibilitas.

Salah satu pembicara diskusi tersebut adalah ahli hukum tata negara Profesor Mahfud MD. Ia mengatakan KPK adalah anak kandung reformasi yang telah berhasil membangun optimisme masyarakat tentang masa depan perang melawan korupsi di Indoensia.

“Oleh sebab itu jangan bunuh asa masyarakat karena salah menempatkan komisioner. Berdasarakan survei LSI-ICW pada tahun 2018, KPK menjadi lembaga yang paling dipercayai masyarakat dalam upaya pemeberantasan korupsi diatas lembaga pememrintah yang lain seperti Polri, Kejaksaan dan DPR,” kata Mahfud, di Kafe Piro, Pamulang Barat, Kota Tangerang Selatan, Rabu (4/9/2019).

Ditangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Mahfud melanjutkan, masyarakat menaruh harapan untuk pemberantasan korupsi di Indonesia. Namun harapan itu selalu dilawan oleh koruptor yang lebih memiliki kekuatan dan kekuasaan lebih.

Sejak berdirinya KPK 16 Tahun lalu, disetiap masa kepemimpinan KPK selalu mendapat perlawan dari para koruptor. Cicak vs Buaya dari jilid satu hingga saat ini adalah jilid yang ke 4, atau disebut masyarakat dengan Cicak vs Buaya 4.0. yang terlihat jelas dan terang terangan lembaga-lembaga yang pro koruptor melawan KPK namun sekarang lebih canggih.

Sementara itu General Manager PBAK Dompet Dhuafa, Ridwan Afan menjelaskan bahwa PBAK lahir atas keprihatinan Dompet Dhuafa terhadap maraknya budaya korupsi di Indonesia.

Korupsi adalah sumber kemiskinan dan pemiskinan terhadap sebuah masyarakat atau negara. Untuk itu, tidak ada upaya pengentasan kemiskinan tanpa pencegahan terhadap budaya korupsi.

“Maka kami mengajak masyarakat melalui publik diskusi ini untuk peduli terhadap para individu ataupun kelompok yang akan mengambil kebijakan agar tidak terjerumus kedalam korupsi,” ujarnya.

Program Pusat Belajar Anti Korupsi sendiri dikatakan Ridwan merupakan sarana edukasi anti korupsi terpadu bagi masyarakat umum.

Di dalamnya terdapat berbagai materi-materi pendidikan anti korupsi baik berupa modul, film dan materi-materi penunjang lainnya yang berguna sebagai sarana memahamkan nilai-nilai anti korupsi  dan bahaya laten korupsi bagi masyarakat.

“Ini merupakan bentuk nyata dukungan Dompet Dhuafa terhadap gerakan pemberantasan korupsi di Indonesia, serta bentuk dukungan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi yang saat ini masih menjadi ujung tombak pemberantasan korupsi di Indonesia,” pungkasnya. (Way)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here