DN Aidit Bukan Dari Keluarga Alawiyyin, Ini Penjelasannya!

4547
DN Aidit
Pentolan Partai Komunis Indonesia (PKI), DN Aidit.

Jakarta, MuslimObsession.com – Akhir September selalu menjadi hari bersejarah bagi bangsa Indonesia. Bahkan belakangan muncul polemik terkait sejarah yang terjadi di penghujung bulan kesembilan tersebut.

Bangsa Indonesia pada umumnya sudah mafhum soal Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia atau disingkat G30S/PKI. Sebuah sejarah kelam yang ditorehkan partai politik berasas komunis, dimana mereka melakukan tindakan keji terhadap sejumlah jenderal di tahun 1965.

Rekam jejak G30S/PKI tak akan terlupakan. Di era Orde Baru, film berjudul “Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI” itu selalu diputar dan menjadi tontonan wajib Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan siswa-siswa sekolah.

Film yang diproduksi oleh Pusat Produksi Film Negara (PPFN) wajib tayang setiap pukul 10.00 pagi di tanggal 30 September. Tak heran jika pada periode 1984-1985, film ini menjadi yang terlaris dengan jumlah penonton mencapai lebih dari 600 ribu orang. Itu jumlah penonton di bioskop dan akan bertambah lagi jika turut menghitung masyarakat Indonesia yang menonton di TVRI setiap 30 September malam.

Alawiyyin

Kini, film itu siap digelar kembali. Meski dibarengi racauan kelompok yang tak menghendakinya, namun imbauan untuk menontonnya justru langsung datang dari Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.

“Yang lain bicara negatif, biar sajalah, tapi tujuan saya agar semua generasi mengetahui bahwa kita pernah punya sejarah yang kelam, dan jangan sejarah itu berulang,” tandas Gatot di sela kunjungan ke makam Soeharto di Astana Giri Bangun, Karanganyar, Jawa Tengah, Selasa (19/9/2017).

Di tengah pro dan kontra, publik segera teringat pada salah satu tokoh senior PKI bernama Dipo Nusantara Aidit atau DN Aidit. Tidak hanya soal kiprahnya yang ditayangkan film buatan Orde Baru, namun juga soal nama ‘Aidit’ yang disandang lelaki kelahiran Tanjung Pandan-Belitung, 30 Juli 1923 tersebut.

Aidit sering disalah-persepsikan dengan Aidid. Seolah-olah Aidit adalah sama dengan Aidid yang merupakan salah satu marga kalangan ‘Alawiyyin. Seperti diketahui, ‘Alawiyyin atau Bani Alawi atau Ba’alawi atau Al Abi Alawi adalah orang-orang yang bernasab kepada Rasulullah Shallallâhu ‘Alihi Wasallam atau Dhurriyyaturrasul yang nasabnya melalui Habib Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad Al Muhajir bin Isa bin Muhammad bin Ali Al Uroidhi bin Ja’far Ash Shodiq bin Muhammad Al Bagir bin Ali Zainal Abidin bin Husin putra Imam Ali bin Abi Thalib dan Siti Fatimah binti Rasulullah saw.

Silsilah nasab ‘Alawiyyin tercatat rapi. Mereka mempunyai satu badan yang bernama “Almaktab Ad Daimi” yang khusus mencatat Ansaabul ‘Alawiyyin di manapun mereka berada. Oleh karenanya jika ada orang yang bukan dari ‘Alawiyyin mengaku sebagai seorang Alawi, pasti akan ketahuan. Sebab namanya dan nama embah-embahnya akan dicocokkan dengan buku induk Ansaabul Alawiyyin yang ada di Maktab Addaimi.

Terkait Aidit, pentolan PKI itu dinyatakan bukanlah salah seorang bagian dari marga ini. Nama ‘Aidit’ yang ada di belakang ‘Dipo Nusantara’ disebut-sebut merujuk kepada bapaknya, Abdullah Aidit.

Bahkan, melalui surat pernyataannya tertanggal 21 September 2017, Dewan Pengurus Pusat Rabithah Alawiyah menyatakan bahwa DN Aidit tidak memiliki hubungan sama sekali dengan keluarga Al-Aidid. []

BAGIKAN

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here