DMI Semprot Masjid untuk Cegah Corona, Ketum Parmusi: Umat Islam tak Perlu Khawatir Berlebihan

900
Usamah Hisyam - Ok
Ketua Umum PP Parmusi, H. Usamah Hisyam. (Foto: Edwin B/Muslim Obsession)

Batam, Muslim Obsession – Ketua Umum Parmusi (Persaudaraan Muslimin Indonesia) H. Usamah Hisyam mengapresiasi langkah Dewan Masjid Indonesia (DMI) yang berinisiatif mengadakan kegiatan penyemprotan disinfektan di 10 ribu masjid di Jabodetabek untuk mencegah penyebaran virus Corona.

Adanya kegiatan itu diharapkan umat Islam lebih merasa aman dan nyaman untuk beribadah, baik shalat jamaah maupun menghadiri kajian di majelis-majelis taklim.

Hanya saja, Usamah berharap kegiatan DMI itu tidak berkonotasi negatif sehingga muncul kesan bahwa masjid merupakan tempat paling rawan terjangkit virus Corona.

“Sebagai antisipasi kegiatan ini bagus. Tapi tidak boleh ada anggapan masjid itu tempat paling berbahaya. Yakinlah masjid itu tempat paling suci dan higienis. Jangan takut pergi ke masjid,” kata Usamah kepada Muslim Obsession melalui sambungan telepon, Sabtu (14/3/2020) pagi.

Usamah menegaskan, umat Islam tak perlu khawatir berlebihan terhadap penyebaran virus Corona tersebut. Pasalnya, setiap muslim sering berwudhu yang diyakini menjadi cara paling efektif untuk mencegah infeksi virus Corona.

“Wudhu itu jelas cara paling efektif. Mulai dari mulut, hidung, telapak tangan, jari-jari tangan sampai ke siku, bahkan rambut, telinga, sampai telapak dan jari-jari kaki hingga ke dua mata kaki semua diusap dan dibasuh. Kalau hal itu minimal dilakukan lima kali tentu sangat kecil kemungkinannya virus Corona itu menjangkiti umat Islam,” jelas Usamah.

Menurutnya, umat Islam telah diajarkan untuk menjaga kebersihan, baik untuk diri sendiri maupun lingkungannya. Ajaran itu tak hanya ujaran tapi semuanya dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Di sisi lain, Usamah meyakini bahwa masjid merupakan tempat paling suci. Indikasinya, ketika masuk masjid setiap muslim dilarang memakai alas kaki sehingga najis dari luar tak bisa masuk ke dalam masjid.

“Apalagi masjid-masjid di perkotaan besar. Mereka memiliki takmir atau pengurus masjid yang paham tentang kebersihan. Saya perhatikan, karpet-karpet secara berkala dibersihkan dari debu. Begitu juga setiap sudut masjid lainnya,” ujar Usamah.

Kendati dinilai baik, kegiatan penyemprotan disinfektan yang dilakukan DMI mestinya juga dilakukan di perkantoran, baik kantor pemerintah maupun swasta. Apalagi aktivitas perkantoran lebih massif dengan durasi waktu yang lebih panjang dibandingkan masjid.

“Kalau di masjid, jamaah yang datang hanya untuk shalat berjamaah yang hanya menghabiskan waktu 5-10 menit. Kegiatan taklim pun tak setiap hari, paling seminggu sekali. Bandingkan dengan kegiatan di kantor-kantor. Setidaknya 8 jam dalam sehari secara terus menerus selama 5-6 hari. Ini harusnya lebih disoroti dan mendapatkan perhatian,” tandasnya. (Fath)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here