Dituduh HTI dan Wahabi, Ustadz Hanan Attaki: Saya NU, Ikut Tahlilan, Shalawatan

407
Ustadz Hanan Attaki (Foto: Pos Kupang)

Jakarta, Muslim Obsession – Ustadz Hanan Attaki tengah disorot setelah mendapat penolakan dari Banaer NU saat akan mengisi pengajian di Masjid Al Muttaqien, Pamekasan, Madura pada Ahad (12/2/2023). Pembubaran pengajian Ustadz Hanan sudah kesekian kalinya.

Ustadz asal Aceh itu dianggap berafiliasi dengan HTI, Wahabi. Banyak orang yang menyayangkan atas tudingan itu. Sebab Ustadz Hanan Attaki sendiri dikenal lembut dalam menyampaikan dakwahnya. Diksi-diksinya yang gaul dalam berceramah juga disukai banyak kalangan anak muda.

Ia sendiri membantah tudingan itu. Lewat video klarifikasinya yang berjudul DISCLAIMER, Ustaz Hanan Attaki menjelaskan betapa herannya dia dengan berbagai tuduhan yang ditujukan kepadanya itu.

Dalam video tersebut, Ustaz Hanan Attaki juga menceritakan latar belakangnya sebagai warga NU tulen. Ia mengaku belajar islam di lingkungkan kultur salafiyah.

“Kalau salafiyah di Jawa itu ya NU, Aswaja. Orang Aceh menyebutnya salafiyah,” kata Hanan dalam video DISCLAIMER yang dia unggah di kanal YouTube Hanan Attaki pada Kamis (16/2/2023).

“Salafiyah itu artinya Aswaja (Ahlussunnah wal Jamaah) kalau di Jawa,” imbuhnya.

Hanan menempuh pendidikan tingginya di Universitas Al Azhar Mesir. Di sana, dia bertemu dengan seorang gadis yang juga berasal dari Indonesia. Gadis tersebut merupakan anak dari kiai NU

“Saya menikahi istri saya di Al Azhar. Dia dari Tuban, keluarga kiai. Keluarga besarnya di Tuban itu keluarga kiai semua, kiai NU tulen,” tegasnya.

Bahkan kakek buyut istrinya itu merupakan salah satu pendiri NU cabang Tuban yang juga memiliki pondok pesantren tahfiz Al Quran pertama di Jenu, Tuban.

“Beliau bernama Kiai Husain, kami menyebutnya Mbah Husain. Nama pesantrennya Manbail Fakriyah Alchusainiyah,” terangnya.

Tidak sampai di sana Hanan juga menerangkan bahwa mertuanya merupakan pengurus masjid Asmoroqondi di wilayah Palang, Tuban. Asmoroqondi adalah ayah dari salah satu Wali Songo yakni Sunan Ampel atau Raden Rahmat.

Ustadz Hanan Attaki juga sempat berkiprah di Tuban. Dia ikut menginisiasi pendirian sekolah NU Bina Anak Sholeh, milik mantan Bupati Tuban Fathul Huda.

Dia ikut merumuskan pendiriannya, mengajar di sana, hingga menjadi wakil kepala sekolah. Kini sekolah tersebut menjadi salah satu yang terbesar di Tuban.

“Saya kenal dekat dengan beliau (Fathul Huda). Dulu awal sekolahnya berdiri saya ikut mengonsep sampai jadi wakil kepala sekolahnya. Dan itu sekolah NU,” bebernya.

Tidak hanya berkiprah di dunia pendidikan, Ustadz Hanan Attaki juga sering andil dalam acara keagamaan di masyarakat Tuban. Mulai dari acara sholawatan hingga maulid Nabi.

“Termasuk di kegiatan sedekah laut. Saya juga ceramah di sana, juga ngasih motivasi ke anak-anak muda di sana,” terangnya.

Ustadz Hanan Attaki juga menjelaskan bahwa dirinya pernah memimpin acara tahlil. Kegiatan yang amat ditentang oleh kelompok wahabi. “Karena saya memang tumbuh di keluarga NU. Ada nggak orang wahabi yang mengisi tahlil? Saya mengisi tahlil, saya juga melakukan tahlil untuk keluarga saya sendiri dan orang-orang di kampung,” katanya.

“Coba bayangin, mana ada orang wahabi mimpin tahlilan, sholawatan, mauludan,” imbuhnya.

Bahkan dirinya juga kerap mendapat hujatan dari teman-temannya karena dianggap ahli bid’ah. “Saya gak pernah membalas tuh. Karena saya selalu mengedepankan respek kepada orang lain. Biarkan saja orang menghina kita, nggak akan merendahkan kita juga kok,” pungkasnya.

BAGIKAN

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here