Gaza, Muslim Obsession – Aksi Cepat Tanggap (ACT) mendistribusikan bantuan berupa alat-alat medis kepada 338 jiwa dan mendirikan Indonesia Medical Clinic setelah melihat banyaknya korban luka dan kondisi akses di Gaza yang sulit.
Dalam rilis yang diterima Jumat (22/11/2019), bantuan diberikan ACT kepada mereka yang terluka akibat serangan dari Israel dan juga korban luka saat Great Return March (GRM).
Pekan lalu Israel kembali memborbardir Gaza, sebanyak 35 orang meninggal dunia, 111 orang mengalami luka-luka. Dari seluruh korban, 20 orang di antaranya adalah perempuan dan 46 anak-anak.
Berbagai akses untuk warga di Gaza pun banyak yang dibatasi. Kondisi ini memperparah warga yang menderita luka-luka atau sakit di Gaza. Khodor Aldaraj, peneliti konflik di Gaza, kepada Tim ACT mengatakan, Gaza sekarang ini merupakan sebuah penjara raksasa, sehingga akses masuk dan keluar benar-benar dibatasi.
“Sungguh, jika seseorang menderita sakit parah di Gaza, seolah dia sudah mendapatkan vonis mati. Mungkin dia masih dapat selamat seandainya mendapatkan pengobatan, tetapi mereka (para penjajah) memvonis mati orang tersebut dengan menghalangi masuknya obat-obatan dan perlengkapan medis untuk masuk Gaza,” imbuh Khodor.
ACT tidak hanya mendistribusikan bantuan berupa alat-alat medis dan mendirikan Indonesia Medical Clinic. Selain itu para korban juga diberikan santunan sesuai dengan kebutuhan.
Beberapa bantuan yang diberikan antara lain alat bantu untuk berjalan, popok orang dewasa, obat-obatan, pembersih luka, dan perban. Sementara Indonesia Medical Clinic digunakan untuk pelayanan medis untuk tahap awal atau emergency untuk para korban yang tidak harus mendapatkan bantuan advanced di rumah sakit.
“Tempat yang diinisiasi ACT ini, tetap menyediakan tenaga dokter umum dan dokter ahli untuk menjadi tempat konsultasi dan pemberian obat-obatan,” ujar Andi Noor Faradiba, Tim Global Humanity Response (GHR)-ACT.
Setiap pekan, puluhan hingga ratusan orang terluka dalam Great Return March, termasuk perempuan dan anak yang ikut dalam aksi tersebut. Unjuk rasa yang biasa dilakukan masyarakat Palestina di perbatasan Gaza ditangguhkan pada Jumat lalu.
Hal itu merupakan arahan Komisi Nasional Great Return March melihat kondisi eskalasi agresi Israel ke wilayah-wilayah Gaza sejak Selasa (12/11) lalu.
ACT memberikan bantuan dari dermawan Indonesia untuk warga Kota Gaza, Gaza Utara, serta wilayah Shijayyah. Rencananya akan ada lanjutan bantuan untuk warga yang menderita luka-luka.
“Kita sedang dalam proses pengaktifan Indonesia Medical Clinic untuk bantuan yang lebih holistik. Saat ini kita sedang melakukan cat ulang, penambahan listrik, lampu, furnishing, dan lain sebagainya. Insya Allah, kami targetkan klinik akan aktif beroperasi mulai minggu depan,” tutup Faradiba. (Fath)