Dinilai Langgar HAM, Adzan Diprotes Warga Ontario

736
Masjid Al-Farooq in Mississauga City. (Foto: Arab News)

Ontario, Muslim Obsession – Wabah virus Corona (Covid-19) yang disikapi dengan social distancing menyebabkan masjid ditutup dan pertemuan umum dilarang di seluruh dunia. Akibatnya, umat Islam harus menyesuaikan dan beradaptasi dengan realitas baru, yakni  realitas tanpa doa jamaah.

Namun, beberapa kota di provinsi Ontario Kanada telah mulai mengizinkan masjid untuk menyiarkan adzan maghrib sebagai panggilan untuk sholat dan waktu berbuka puasa.

Mengutip Arab News, Sabtu (9/5/2020), Dewan Kota Mississauga Ontario mengeluarkan resolusi pada 29 April untuk menunda kontrol suara di publik. Peraturan ini memungkinkan masjid untuk mengumandangkan adzan Maghrib selama Ramadhan selama maksimal lima menit, meski tetap tetap melarang adanya shalat berjamaah di masjid.

Dalam sepekan terakhir, kota-kota seperti Toronto, Hamilton, Windsor, Brampton, Ottawa dan Edmonton telah mengikuti aturan yang sama, dan masjid Dar Al-Hijrah di kota Minneapolis AS juga telah memperoleh izin untuk menyiarkan ajakan shalat.

Kendati demikian, keputusan Dewan Kota Mississauga mengundang reaksi keras dari beberapa warga Kanada. Mereka menilai adzan telah membawa agama ke ruang publik dan itu melanggar hak-hak mereka.

Bahkan ada yang menilai jika suara adzan dapat memicu gangguan stres pasca-trauma pada tentara Kanada yang pernah bertugas di Timur Tengah. Lainnya menyebut keputusan itu tidak konstitusional dan mendukung radikalisme, bahkan sampai melayangkan gugatan hukum.

Hingga sekarang belum ada pernyataan resmi tentang masalah ini dari Perdana Menteri Justin Trudeau.

Protes yang dilayangkan sejumlah warga disayangkan Hassan Ahmed. Muslim asal Riyadh yang sekarang tinggal di Mississauga itu yakin bahwa adzan tidak terlalu mengganggu masyarakat setempat.

“Lonceng gereja yang didengar pada hari Minggu tidak melanggar hak-hak saya sebagai seorang Muslim. Dan adzan yang bersifat sementara, hanya untuk satu bulan karena keadaan yang ekstrem ini, tidak melanggar hak-hak siapa pun,” kata Hassan yang rutin menjadi jamaah di Masjid Al-Falah ini.

Selama ini Kanada memiliki reputasi internasional sebagai tempat yang aman bagi para pengungsi dan minoritas. Mereka berdampingan dengan cukup baik. Data sensus tahun 2016 menyebutkan, di Provinsi Ontario lebih dari seperempat penghuninya berasal dari minoritas.

Reaksi terhadap adzan diyakini sebagai sentimen Islamofobia dari segelintir orang saja karena pandemi telah menyebabkan ketidakstabilan dan keresahan yang hebat. (Fath)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here