Delapan Adab Pulang Haji yang Harus Anda Tahu!

1214
Ilustrasi: Jamaah Haji Indonesia.

Muslim Obsession – Imam An-Nawawi dalam karyanya yang membahas khusus haji dan umrah, Al-Idhah fi Manasikil Hajj wal Umrah, tidak hanya membahas soal syarat, rukun, wajib, sunnah, dan larangan ibadah haji dan umrah. Dalam kitab tersebut, Imam An-Nawawi juga menyebut adab sebelum keberangkatan dan kepulangan ibadah haji.

Adab keberangkatan dan adab kepulangan ibadah haji berbeda. Sebagian adab keberangkatan juga berlaku saat kepulangan. Hanya saja terdapat sedikit penambahan pada adab kepulangan ibadah haji.

اعلم أن معظم الآداب المذكورة في الباب الأول في سفره مشروعة في رجوعه من سفره ويزاد هنا آداب

Artinya, “Ketahuilah, mayoritas adab yang tersebut pada bab pertama kitab ini perihal perjalanan haji juga disyariatkan juga pada perjalanan kembali ke kampung halaman sepulang haji. Tetapi memang ada penambahan sejumlah adab di sini,” (Lihat Imam An-Nawawi, Al-Idhah fi Manasikil Hajj wal Umrah pada Hasyiyah Ibni Hajar, [Beirut, Darul Fikr: tanpa catatan tahun], halaman 247).

Imam An-Nawawi menyebutkan delapan adab kepulangan dari pelaksanaan ibadah haji. Hal ini patut diperhatikan oleh jamaah haji seusai melaksanakan segenap rangkaian ibadah haji. Dilansir NU, Rabu (28/8/2019) delapan adab tersebut adalah sebagai berikut:

Pertama, membaca doa perjalanan pulang. Sepanjang perjalanan pulang, jamaah haji dianjurkan membaca doa sebagai berikut:

آيِبُوْنَ تَائِبُوْنَ عَابِدُوْنَ، سَاجِدُوْنَ لِرَبِّنَا حَامِدُوْنَ

Âyibûna, tâ’ibûn, ‘âbidûn, sâjidûn li rabbinâ hâmidûn.

Artinya, “(Kami) pulang, bertobat, menyembah, dan memuji Tuhan kami.”

Doa ini didasarkan pada sahabat Anas ra. dalam Shahih Bukhari yang dikutip oleh Imam An-Nawawi berikut ini:

وروينا في “صحيح مسلم” عن أنس رضي الله عنه، قال: أقبلنا مع النبي صلى الله عليه وسلم أنا وأبو طلحة، وصفية رديفته على ناقته، حتى إذا كنا بظهر المدينة قال: “آيبون تائبون عابدون لربنا حامدون”، فلم يزل يقول ذلك حتى قدمنا المدينة

Artinya, “Diriwayatkan kepada kami di Kitab Shahih Muslim dari Sahabat Anas ra, ia berkata bahwa kami, yaitu saya dan Abu Thalhah datang bersama Rasulullah saw, sementara Shafiyyah membonceng pada untanya. Ketika tiba di tepi Kota Madinah, Rasulullah Saw membaca, ‘Âyibûna, tâ’ibûn, ‘âbidûn, sâjidûn li rabbinâ hâmidûn.’ Rasulullah Saw tidak henti membaca lafal itu hingga kami benar-benar tiba di Kota Madinah.”

Sedangkan dalam riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah Saw dan para sahabatnya membaca takbir tiga kali saat menempuh jalan mendaki. Setelah itu mereka membaca doa sebagai berikut ini seperti riwayat Sahabat Ibnu Umar ra:

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ، وَلَهُ الحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، آيِبُوْنَ تَائِبُوْنَ عَابِدُوْنَ، سَاجِدُوْنَ لِرَبِّنَا حَامِدُوْنَ، صَدَقَ اللهُ وَعْدَهُ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحَدَهُ

Lâ ilâha illallâhu wahdahû lâ syarîka lahû, lahul mulku, wa lahul hamdu, wa huwa ‘alâ kulli syai’in qadîr, âyibûna, tâ’ibûn, ‘âbidûn, sâjidûn li rabbinâ hâmidûn, shadaqallâhu wa‘dahû, wa nashara ‘abdahû, wa hazamal ahzâba wahdahû.

Artinya, “Tiada tuhan selain Allah yang esa, tiada sekutu bagi-Nya. Hanya miliknya kekuasaan dan pujian. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Kami) kembali, bertobat, menyembah, bersujud, dan memuji Tuhan kami. Allah menepati janji-Nya, menolong hamba-Nya, dan menghancurkan pasukan musuh sendiri.”

1
2
3
BAGIKAN

2 KOMENTAR

Tinggalkan Balasan ke hari Batal balasan

Please enter your comment!
Please enter your name here