Dai Parmusi Sulteng Bantu Korban Banjir Bandang di Parigi Moutong

984
Dai Parmusi Sulteng membantu warga korban banjir bandang yang melanda sejumlah desa di Kab. Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. (Foto: istimewa)

Parigi Moutong, Muslim Obsession – Parmusi (Persaudaraan Muslimin Indonesia) Sulawesi Tengah bergerak cepat membantu para korban bencana alam banjir bandang di empat desa yang berada di Kecamatan Parigi Selatan, Kabupaten Parigi Moutong.

Dai-dai Parmusi menyalurkan bantuan kepada para korban banjir bandang di Desa Dolago, Boyantongo, Olaya, dan Olobaru pada Selasa (21/7/2020).

“Parmusi berusaha untuk terjun langsung kepada masyarakat yang terkena musibah ini. Kami melihat secara langsung, musibah bencana alam ini membuat rusak rumah-rumah dan bangunan lain,” kata Dai Parmusi Sulteng, M. Afdhal Zainal kepada Muslim Obsession, Rabu (22/7/2020).

Afdhal mengatakan, di Desa Boyantongo yang terletak di muara pantai terdapat 14 rumah yang rusak parah dan terbawa arus deras banjir bandang. Sementara di Desa Olobaru dekat pengunungan ada 5 rumah yang roboh dan jatuh ke sungai yang cukup dalam.

“Warga korban bencana sudah dievakuasi dan ada sebagian yang menumpang sama keluarga karena rumah mereka hanyut,” kata Afdhal.

Menurut Afdhal, dalam kegiatan ini Parmusi menggandeng sejumlah komunitas dakwah untuk bersama-sama terjun langsung kelapangan membantu para korban, di antarnya adalah Al-Habab dan Berkah Mutiara Qolbu.

Bantuan yang diberikan berupa paket berisi beras, air mineral, gula pasir, minyak goreng, sabun cuci, teh, susu kaleng, dan mi instan.

“Kami juga memberikan snack untuk anak-anak, perlengkapan mandi, dan juga pakaian layak pakai,” jelas Afdhal.

Rumah Terendam Lumpur, Warga Berlarian Selamatkan Nyawa

Musibah bencana alam banjir bandang terjadi karena intensitas curah hujan cukup tinggi dan meluapnya sungai di sekitar wilayah tersebut mulai pukul 22.00 Wita, 13 Juli 2020.

Air Sungai Korontua dan Sungai Dolago Kecamatan Parigi Selatan meluap hingga ke badan Jalan Trans Sulawesi.

Salah seorang warga Desa Boyantongo, Idrus mengatakan, banjir bandang menerjang desanya sekitar pukul 7 malam. “Kami dan warga di sini berlarian menyelamatkan nyawa dan anak-anak. Kami tak perduli lagi rumah dan harta benda yang terseret derasnya arus,” kata Idrus sambil menangis.

Di desa Boyantongo sendiri ada 14 rumah yang roboh dan terhanyut. Sementara di Desa Olobaru Atas dekat gunung ada 5 rumah yang sudah hanyut dan saat ini dipasangi garis polisi (police line).

Kisah pilu lainnya disampaikan Kader Pembangunan Manusia (KPM) setempat, bernama Warni dari Desa Olaya.

“Warga kaget ketika terjadi banjir ini. Malam itu saat banjir datang, dalam sekejap rumah-rumah kami terendam lumpur,” kata Warni yang bercerita kepada Dai Parmusi Ustadz Arif Zakman dan Ustadzah Asnidar.

“Malam itu semuanya panik, karena sudah trauma dengan gempa bumi yang sempat melanda pada 2018 lalu. Kami khawatir anak-anak dan lansia tidak selamat dari banjir bandang itu,” lanjut warga Dusun 04 RT 07 Desa Olaya ini.

Warni yang juga merupakan Koordinator Posko Bantuan bagi korban banjir bandang ini menerangkan, di wilayahnya terdapat 63 KK dengan lansia sebanyak 24 orang, balita 45 orang, dan bayi 4 orang. (Fath)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here