Jakarta, Muslim Obsession – Jalan dakwah selalu terbuka bagi orang-orang yang memantapkan tekadnya berjihad di jalan Allah. Tak terkecuali dakwah di kawasan yang mayoritas berpenduduk non-Muslim seperti Nusa Tenggara Timur (NTT).
Adalah Ustadz Amin Nardi, dai muda yang memiliki gagasan untuk membuat Halaqoh Tahfidz Mujahidul Quran (HTMQ) di perbatasan Indonesia-Timor Leste. Tepatnya, Ustadz Amin mendirikan dan mengelola HTMQ secara mandiri karena hanya dirinya pengajar di halaqah tersebut.
Menurut Ustadz Amin, HTMQ yang beraktivitas di Masjid Raya Al-Mujahidin Jl. Soekarno Atambua, Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur, diikuti peserta didik mulai dari SD/MI hingga SMA/MA sederajat dengan metode yang disesuaikan dengan kemampuan peserta didik.
“Di sini sistemnya setengah hari nyantri. HTMQ memulai aktivitas menghafal dari pukul 14.00 siang sampai pukul 20.00 diakhiri dengan makan malam berjamaah. Seluruh aktivitas peserta didik dipusatkan di area Masjid Raya Al-Mujahidin,” tutur Ustadz Amin kepada Muslim Obsession, Rabu (28/3/2018).
Sejak awal, Ustadz Amin yang juga merupakan Dai Parmusi (Persaudaraan Muslimin Indonesia) itu memang bercita-cita ingin mencetak kader-kader penghafal Al-Quran yang memiliki pribadi muslim berkualitas.
“HTMQ menanamkam nilai-nilai Qurani kepada peserta didik sehingga menjadi manusia yang berakhlakul karimah di tengah masyakarat. Melalui HTMQ ini juga saya berharap semoga peserta didik menjadi generasi Qurani sehingga dapat menjadi agen perubahan dan dapat memasyarakatkan Al-Quran di Bumi NTT, khususnya di kabupaten Belu,” ungkap Ustadz Amin.
Hanya saja, imbuh Ustadz Amin, ada beberapa kendala dalam pelaksanaan program tersebut. Salah satunya adalah keterbatasan mushaf Al-Quran. Oleh karenanya, HTMQ pun menyambut baik jika ada itikad para donatur yang ingin berpartisipasi dalam program dakwah HTMQ. (Fath)
