Ciri-Ciri Orang Mendapatkan Lailatul Qadar

1866

Jakarta, Muslim Obsession – Di 10 hari terakhir pada bulan suci Ramadhan, umat Islam dianjurkan untuk lebih meningkatkan ibadah agar bisa mendapatkan keutamaan malam lailatul qadar. Banyak orang yang sudah melakukan hal itu.

Namun bagaimana caranya tahu bisa mendapatkan lailatul qadar. Lalu apa tanda-tandanya atau ciri-cirinya?

Sebagaimana disampaikan Ustadz Abdul Somad dalam ceramahnya, ia menjalaskan bahwa pada hadist yang diriwayatkan Abu Hurairah, di dalam Ramadhan itu ada 1 malam lebih baik dari malam 1000 bulan.

Apabila seseorang tidak mendapatkan kebaikannya, maka dia tidak mendapat kebaikan di bulan lain.

“Ramadhan jadi standar, jika di bulan Ramadhan saja dia tidak shalat, puasa, sedekah, bagaimana di bulan lainnya,” kata Ustadz Abdul Somad, dikutip dari video berjudul “Tanda Orang Yang Mendapatkan Malam Lailatul Qodar – Ustadz Abdul Somad, Lc. MA” di akun Youtube Mutiara Islam, Selasa (12/5/2020).

Ustadz kondang yang akrab disapa UAS ini menjelaskan memang tidak ada yang tahu kapan persisnya malam lailatul qadar itu terjadi. Karena Allah sendiri tidak memberi tahu. “Menurut pandangan ulama, carilah, berusahalah untuk merebutnya di malam-malam terakhir Ramadhan.”

“Allah tidak beritahu siapa yang dapat lailatul qadar, supaya hati senantiasa rindu selalu beristighfar karena merasa belum mendapat ampunan,” jelas UAS.

Adapun tanda-tanda orang mendapatkan lailatul qadar, cirinya UAS menyebut orang itu akan mengalami perubahan, tapi bukan secara fisik. Perubahan itu terkait perilaku.

“Seperti apa orang yang mendapatkannya? Ada perubahan. Bukan setelah dapat lailatul qadar jadi tukang ngomong, ‘Alhamdulillah kemarin saya dapat lalilatul qadar. Begitu saya turun mau ambil wudhu saya lihat semua pohon-pohon bambu rebah, tumbang,” ujar UAS.

“Bukan pada bentuk fisiknya, tapi ada perubahan,” tegas UAS

Kemudian UAS memberikan contoh perubahan yang dimaksud dari orang yang mendapatkan malam lailatul qadar. Dicontohkan seperti seorang wanita sebelumnya tidak memakai jilbab.

Tapi setelah wanita tersebut melakukan iktikaf ia tidak pernah lagi melepaskan jilbab dari kepalanya. Atau seorang bapak yang dulunya memiliki sifat yang sangat pelit. Namun setelah mendapatkan malam lailatul qadar, ia selalu menyumbangkan sedekahnya setiap lewat di kotak amal.

Lebih lanjut lagi, UAS kemudian memberitahukan amalan yang dikerjakan pada malam lailatul qadar. UAS mengatakan, malam Lailatul Qadar diisi dengan qiyamu lail.

Yaitu dengan mengerjakan shalat sunah, membaca Al-Quran, mendengarkan tausiah, dzikir dan bermuhasabah atau merenung dan memikirkan kesalahan yang telah diperbuat.

UAS kemudian menambahkan agar tetap menjaga air wudhunya jangan sampai putus pada saat melewati malam lailatul qadar. Jika air wudhu terputus atau batal, kata UAS, maka segera berwudhu kembali. (Albar)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here