Catatan Kecil untuk Sahabatku Bang Haji Abraham Lunggana

398

Oleh: Zainut Tauhid Sa’adi (Wakil Ketua Umum DPP PPP)

Seluruh keluarga besar Partai Persatuan Pembangunan (PPP) merasa kehilangan kader terbaiknya, Haji Abraham Lunggana, yang wafat tadi pagi, Selasa (14/12/2021), pukul 10.51 WIB, setelah dirawat di rumah sakit karena mengalami gangguan kesehatan janjung.

Saya dan keluarga tutut merasakan duka yang sangat mendalam atas wafatnya beliau. Semoga almarhum husnul khotimah, diampuni segala salah dan khilafnya, dan semoga Allah SWT memasukkan ke dalam surga-Nya bersama para kekasih-Nya.

Haji Abraham Lunggana atau yang biasa saya memanggil dengan panggilan Bang Haji Lulung, adalah seorang pribadi yang santun, ramah, rendah hati (humble) dan memiliki keteguhan sikap dalam memperjuangkan prinsip yang diyakininya.

Beliau adalah seorang kader dan politisi PPP yang merintis kariernya dari bawah sampai menjadi tokoh yang sangat diperhitungkan di Jakarta, bahkan namanya tercatat menjadi tokoh politik nasional.

Memang dalam sejarah perjalanan politiknya di PPP sempat hengkang ke partai lain, namun hal tersebut dilakukan tidak lepas dari prinsip dan keyakinan politik yang dia yakini.

Meskipun pada akhirnya beliau kembali pulang ke pangkuan PPP untuk memimpin kembali PPP DKI Jakarta dan untuk hal tersebut beliau harus membayar mahal dengan melepaskan jabatannya sebagai anggota DPR RI. Namun hal tersebut beliau ikhlas lakukan demi cintanya kepada PPP.

Hubungan saya dengan Bang Haji Lulung sebenarnya biasa-biasa saja, tidak ada hal yang istimewa. Namun, beberapa bulan terakhir setelah beliau berketetapan untuk memutuskan kembali pulang ke PPP dan menjabat sebagai Ketua PPP DKI Jakarta dengan memilih putra saya, Najmi Mumtaza Rabbany, sebagai Sekretarisnya, ada hubungan yang semakin kuat baik secara kekeluargaan maupun kepartaian. Duet Haji Lulung dengan Gus Najmi, panggilan Najmi Mumtaza Rabbani, memimpin PPP DKI sempat menjadi pembicaraan ramai di media sosial.

Pertemuan terakhir saya dengan Bang Haji Lulung terjadi saat saya membezuk beliau di Rumah Sakit Abdi Waluyo karena mengalami gangguan pada jantungnya setelah tindakan operasi pemasangan ring jantung di Rumah Sakit Gatot Subroto. Saat tersebut saya melihat kondisi kesehatan beliau semakin menurun dan akhirnya direkomendasikan untuk dirawat di RS Jantung Harapan Kita sampai akhirnya beliau mengembuskan napas terakhirnya tadi pagi.

Selamat jalan, Abangku, semoga Allah SWT memberikan tempat yang mulia di tempat peristirahatanmu…Aamiin.

Jakarta, 14 Desember 2021

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here