Catatan dari Tanah Suci (6): Bersama Badai, Bermiliar Malaikat Turun ke Gurun Arafah

1267

Di malam menjelang wukuf itu, kami para konsultan diturunkan satu per satu dari bus ke tengah jamaah mirip perwira-perwira intelijen diterjunkan dari pesawat satu per satu ke tengah pasukan di medan tempur. Informasi tentang maktab yang harus kami datangi pun baru kami ketahui di bus yang mengangkut kami.

Di tengah badai yang masih berlangsung, bus berhenti di gerbang maktab, lalu satu konsultan ibadah meloncat turun lengkap bersama ranselnya, untuk kemudian bus berjalan lagi. Sampai di maktab tertentu, bus kembali berhenti, lalu satu konsultan meloncat turun, demikian seterusnya.Saya diturunkan di Maktab 28 dan 29 yang gelap gulita, jamaah sedang panik, hujan masih turun, dan sesekali kilat halilintar masih terlihat.

Tugas para konsultan adalah memastikan bahwa di setiap tenda yang ada di maktab masing-masing sudah tersedia ustaz atau kyai yang akan berkhutbah menjelang wukuf esok harinya. Jika tak ada khatib, konsultan itulah yang harus berkhutbah di tenda itu.

Malam itu saya mendarat di tenda penuh dengan jamaah asal Madura. Ada lima kyai di sana, salah satunya bahkan ketua MUI Madura. Untuk tenda ini saya merasa tenang dan besok pagi harus saya tinggalkan. Usai salat subuh Allah takdirkan saya berceramah subuh di tenda itu lalu saya jelaskan fenomena badai yang terjadi semalam.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here