Catatan dari Tanah Suci (6): Bersama Badai, Bermiliar Malaikat Turun ke Gurun Arafah

1268

Dalam Al-Quran, Allah memberi kabar bahwa malaikat tercipta deri energi listrik. Dalam bahasa Arab energi listrik ini disebut ‘’nur’’. Itulah sebabnya makhluk ini super ringan dan tak terlihat oleh mata manusia. Demikian ringannya, malaikat mampu terbang super cepat ke langit terdekat dengan jarak tempuh satu hari yang setara 1000 tahun atau 50.000 tahun dalam hitungan manusia.

Silakan lihat Al-Quran surat Al-Maarij (70) ayat 4. Karena tercipta dari energi listrik pula, malaikat bisa bertransformasi diri memuai seolah menutupi semua langit yang bisa dilihat mata telanjang seperti yang disaksikan Rasulullah Muhammad SAW saat ia bertemu Jibril di Gua Hira, atau bisa memadatkan diri menyerupai manusia seperti dua sosok manusia yang bertamu ke rumah Nabi Ibrahim AS sebelum keduanya meluluhlantakkan Sodom Gomorah seperti dikisahkan dalam QS Huud (11) ayat 69 – 73 dan surat Adz-Dzaariyat (51) ayat 24 – 37.

Saat makhluk-makhluk energi listrik yang super cerdas itu bertransformasi diri lalu turun ke bumi, apalagi jika jumlahnya bermiliar-miliar, tentu saja aktivitas mereka menimbulkan dampak pada alam sekitar. Mata manusia tak mampu melihat fisik mereka, tapi dampak alamnya jelas terasa, misalnya halilintar yang memang tercipta dari aliran listrik, badai kencang, hujan lebat, atau sejenisnya.

Inilah yang Allah lukiskan dalam Al-Quran ketika Ia menurunkan balatentara tak terlihat untuk menolong Rasulullah SAW dan pasukannya dalam perang Ahzab di tahun 627 Masehi atau tahun 5 Hijriah. Saat itu Nabi dengan 3000 tentaranya dikepung di Yatsrib oleh 10.000 tentara gabungan Quraisy dan Ghatafan. Dalam surat Al-Ahzab (33) ayat 9, kedatangan balatentara malaikat itu Allah lukiskan sebagai angin topan yang memorakporandakan tenda-tenda musuh berikut perlengkapan masak mereka.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here