Bundo Kami Hebat, Meski Tak Pakai Sari Konde

4260

Rasuna Said

Hajjah Rangkayo Rasuna Said lahir di Maninjau, Kabupaten Agam pada 14 September 1910. Beliau merupakan salah seorang pahlawan nasional yang juga memperjuangkan persamaan hak antara pria dan wanita. Berbeda dengan tokoh wanita lainnya, Rasuna Said memilih terjun ke dunia politik, karena menurutnya perjuangan persamaan hak antara pria dan wanita tidak cukup hanya dengan pendidikan.

Rasuna Said memulai pendidikannya dari Sekolah Dasar, kemudian dilanjutkan ke pesantren Ar-Rasyidiyah. Di sana ia menjadi santri wanita satu-satunya. Lalu Rasuna Said melanjutkan pendidikannya ke pesantren Diniyah Putri, Padang Panjang. Selain itu ia juga sempat berguru kepada Haji Rasul.

Perjuangannya di dunia politik dimulai dari aktivitas di Sarekat Islam kemudian bergabung dengan Soematra Thawalib dan mendirikan Persatoean Moeslimin Indonesia (PERMI) di Bukittinggi pada tahun 1930.

Selain itu Rasuna Said juga memperkuat perjuangannya melalui tulisan. Tahun 1935 ia membuat majalah Raya. Namun karena terlalu keras menentang Belanda, ruang gerak Rasuna Said dan teman-temannya dipersempit. Ia pun akhirnya pindah ke Sumatera Utara.

Untuk menyebarkan gagasannya di Medan Rasuna Said mendirikan perguruan putri dan mendirikan majalan mingguan bernama Menara Poetri. Tujuannya adalah menyebarkan gagasan antikolonialisme kepada kaum wanita. Namun, sayang majalah Menara Poetri akhirnya ditutup lantaran banyak pembacanya yang tidak membayar tagihan.

Pasca kemerdekaan Rasuna Said aktif di Badan Penerangan Pemuda Indonesia dan Komite Nasional Indonesia. Selain itu ia pernah mewakili Sumatera Barat melalui Dewan Perwakilan Sumatera. Atas perjuangannya Rasuna Said diberi gelar Pahlawan Nasional.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here