Bagi kami, diaspora pelajar Indonesia, Ramadhan di negara lain memberikan pelajaran yang sangat berarti. Antara lain kami belajar untuk lebih dewasa dalam bersikap. Kami cukup beruntung dan musti bersyukur karena diberikan kesempatan untuk dapat menelusuri bumi Allah yang luas, melihat kuasa Sang Maha Pencipta.
Dan sebagai pelajar Indonesia, di manapun kami berada, merah putih tetap di dada dan selalu berpegang teguh pada agama.
Kami, para perantau ilmu. Cinta kami tetap bagi Ibu Pertiwi meski dari ribuan kilometer jauhnya.
Hanya kepada Allah subhanahu wa ta’ala tempat kami mengadu, sajadah tempat kami bersimpuh. Tidak angkuh dan tidak membisu. Di negara manapun kami menimba ilmu, rindu selalu beradu.
Tidak ada kata putus asa. Kami akan selalu kembali untuk membangun Indonesia. Insya Allah.
*Laporan: Hartomy Akbar Asory, Mahasiswa Master Management Human Resources, Universitas Federal Kazan-Rusia.
