Berbuka Puasa dengan Kurma, Ini Doa yang Dianjurkan Nabi

6134
Ilustrasi Kurma
Berbuka puasa dengan memakan kurma merupakan sunnah Nabi Muhammad Saw. (Foto: Edwin B/Muslim Obsession)

Muslim Obsession – Berbuka puasa menjadi saat paling dinantikan umat Islam di seluruh dunia. Di tanah air, umat Islam akan berbondong-bondong mencari panganan khas semisal kolak dan es buah untuk berbuka puasa.

Soal ini, kita patut meniru apa yang dilakukan Nabi Muhamaad Saw. saat berbuka puasa. Beliau antara lain mengajarkan umatnya agar berbuka puasa dengan kurma.

Hal ini seperti yang dijelaskan dalam hadits Nabi yang berbunyi, “Dari Anas bin Malik, ia berkata Nabi Saw. biasa berbuka puasa sebelum shalat dengan ruthab (kurma basah),  jika tidak ada ruthab, maka beliau berbuka dengan tamr (kurma kering), dan jika tidak ada tamr, beliau meminum seteguk air.” (HR. Abu Dawud).

Ibnu Qayim Al-Jauziyah menerangkan bahwa cara Nabi Saw. yang berbuka puasa dengan kurma atau air, mengandung hikmah yang sangat mendalam sekali. Karena saat berpuasa lambung kosong dari makanan apapun.

Menurutnya, tidak ada sesuatu yang amat sesuai dengan liver (hati) yang dapat di disuplai langsung ke seluruh organ tubuh serta langsung menjadi energi, selain kurma dan air. Karbohidrat yang ada dalam kurma lebih mudah sampai ke liver (hati) dan lebih cocok dengan kondisi organ tersebut.

SELAMAT BERBUKA PUASA

Disebutkan, kurma masak yang masih segar akan lebih mudah diterima liver (hati). Sehingga amat berguna bagi organ ini sekaligus juga dapat langsung diproses menjadi energi.

Imam Ibnu Qayim menambahkan, kalau tidak ada kurma basah, kurma kering pun baik. Karena mempunyai kandungan unsur gula yang tinggi pula. Bila tidak ada juga, cukup beberapa teguk air untuk mendinginkan panasnya lambung akibat puasa sehingga dapat siap menerima makanan sesudah itu.

Di samping itu, mengenai doa berbuka yang akrab di masyarakat, ialah mengutip dari Hadits berikut:

“Dari Mu’adz bin Zuhrah, sesungguhnya telah sampai riwayat kepadanya bahwa sesungguhnya jika Nabi Saw. berbuka puasa, beliau membaca (doa), ‘Allahumma laka shumtu wa ‘ala rizqika afthartu (ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa dan dengan rezeki-Mu aku berbuka).

Namun, hadits ini dianggap hadits mursal. Yakni sebagai hadits dha’if (lemah) sebab sanadnya yang terputus. Syaikh Al-Albani pun berpendapat bahwasanya hadits ini dhaif. Di antara ulama yang mendha’ifkan hadits semacam ini adalah Ibnu Qayim Al-Jauziyah.

Lalu, bagaimana doa berbuka puasa yang diajarkan Nabi?

Terdapat sebuah hadits shahih tentang doa berbuka puasa, yakni hadits riwayat Abu Daud yaitu:

“Dzahabazh zhoma’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insya Allah-ed.” (Telah hilanglah dahaga, telah basahlah kerongkongan, semoga ada pahala yang ditetapkan, jika Allah menghendaki) (Hadits shahih, Riwayat Abu Daud [2/306, no. 2357] dan selainnya; lihat Shahih Al-Jami’: 4/209, no. 4678) (Vinaberbagai sumber)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here