Benarkah Home Schooling Terpapar Radikalisme?

780

Oleh: Thobib Al-Asyhar (Ayah dari dua anak HS, wakil ketua Komisi Infokom MUI, dosen SKSG UI Salemba, Jakarta)

Belakang ini media lagi genit. Amat genit malah. Padahal demokrasi sudah lama tumbuh di negeri ini. Sejak tumbangnya Orba, media massa sangat menikmati kebebasan. Ingin bicara apapun boleh selama tidak melanggar UU ITE. Tidak ada yang melarang. Hanya saja butuh sikap “wise” jika menyangkut hal-hal sensitif, salah satunya isu radikalisme. Jangan pula isu-isu radikalisme digebyah uyah! Generalisasi, kata anak mahasiswa.

Nah, yang membuat saya semakin tidak mengerti, kenapa semua kelompok, apapun, “diframing” media telah terpapar radikalisme? Bukankah radikalisme itu terkait ideologi yang bisa masuk kepada semua jenis orang? Artinya, kita semua sudah tahu, bahwa radikalisme, dimulai dari paham, sikap, hingga tindakan, terus berkembang.

Maksud saya begini. Saya setuju sekali bahwa radikalisme itu ancaman buat eksistensi agama. Apapun agamanya. Apalagi buat keragaman bangsa ini. Buat perdamaian dunia ini. Bahkan buat kebahagiaan setiap makhluk bumi ini. Intinya radikalisme itu “public enemy”, khususnya musuh bagi kemanusiaan.

Karena itu, kita harus hadapi bersama. Tidak perlu saling tuduh dan klaim. Radikalisme itu bukan hanya terjadi di dalam agama tertentu. Bukan pula spesial di kalangan tertentu. Selama seseorang berpikir serampangan, itu juga bisa digolongkan radikal. Kata orang Jawa, radikal itu “radi-nakal” alias agak nakal.

Intinya, radikalisme bisa merasuki siapa saja. Bisa dari kelompok atau agama apapun. Namanya juga ideologi. Abstrak, tidak jelas. Bisa jadi, paham-paham radikal juga sudah menjangkiti tokoh-tokoh aktifis demokrasi. Bukankah mereka nampak sering main tuduh?

Mari kita cermati. Ideologi itu bukan melulu soal tampilan (identitas). Ideologi juga soal ragam motivasi. Bisa karena alasan agama. Putus asa lalu pengen dapat 72 bidadari sorga. Ada alasan politik. Ada alasan ekonomi. Ada pula karena latar belakang ras atau kelompok.

Lalu apa hubungannya dengan Home Schooling (HS) yang belakangan diberitakan “miring” oleh media. Ada yang angkat judul beritanya bombastis: “Home Schooling Terpapar Radikalisme. What? Adakah yang salah dari judul itu?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here