‘Bekerja’, Cara Kementan Entaskan Kemiskinan

1084
Kementan
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, saat mencanangkan Program Bekerja di di Desa Cikencana, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur pada Senin (23/4/2018). (Foto: Kementan)

Cianjur, Muslim Obsession – Kementerian Pertanian (Kementan) membuat program baru guna mengentaskan kemiskinan di desa. Program itu disebut Bekerja atau Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera.

Bekerja ditargetkan menjangkau 1.000 desa di 100 Kabupaten. Harapannya, angka kemiskinan secara agregat dapat ditekan sesuai target pemerintah menjadi satu dijit atau di bawah 10 persen pada 2018.

“Sesuai arahan Presiden Jokowi, Program Bedah Kemiskinan ini adalah bagian program padat karya tunai, berbasis pada pertanian. Sektor pertanian harus menjadi ujung tombak untuk menekan angka kemiskinan khususnya di desa, serta mengangkat kesejahteraan petani,” kata Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, saat mencanangkan Program Bekerja di Desa Cikencana, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur, Senin (23/4/2018).

Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin sudah turun signifikan dari 10,96% (27,73 juta orang) pada September 2014, menjadi 10,12% (26,58 juta orang) di September 2017.  Menteri Amran berharap program “Bekerja” dapat menjadi solusi permanen pengentasan kemiskinan dengan menyasar jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.

“Untuk jangka pendek, tanaman sayuran bisa menjadi solusi karena tiga bulan sudah bisa panen. Untuk jangka menengah kita berikan ayam dan kambing, karena ayam misalnya sudah bisa bertelur di enam bulan. Sementara untuk jangka panjang tanaman keras seperti manga, salak dan lain-lain,” kata Amran.

Dalam “Bekerja”, setiap rumah tangga miskin akan menerima bantuan 50 ekor ayam, 3 ekor kambing/domba, 5 ekor kelinci beserta kandang dan pakan selama 6 bulan. Selain itu, mereka juga akan menerima 2 – 3 batang bibit mangga/manggis/durian/pisang/pepaya, 2-3 batang bibit kopi/kakao/pala/lada, dan 10 batang bibit cabai/bawang merah.

“Secara khusus, Kementan telah melakukan refocusing anggaran untuk menyediakan 10 juta ekor ayam. Program Bekerja memanfaatkan pekarangan masyarakat secara intensif untuk pertanian,” terang Amran.

Terkait efektivitas distribusi program, Kementan memperhatikan agro-climate, kultur tanaman, serta keunggulan komparatif yang dimiliki oleh setiap daerah. Hal ini bertujuan agar Program Bekerja bisa mewujudkan klaster ekonomi yang fokus sehingga bisa menopang skala industri di daerah. Pada setiap klaster ekonomi, dikembangkan usaha hulu (produksi) hingga hilir (pengolahan dan pemasaran).

Untuk memastikan program tepat sasaran, Kementan membentuk tim yang akan turun ke lapangan untuk memantau penerapannya. Terdapat sejumlah provinsi prioritas sebagai awal, yakni Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, Sumsel, Lampung, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan.

“Menggunakan data yang sudah ada, Kementan akan fokus pada mereka yang benar-benar membutuhkan, karena datanya sudah ada. By name, by address,” terang Amran.

Kementan berharap program ini dapat berjalan dengan baik dengan menjalin sinergi berbagai pihak, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta stakeholders terkait. Sejumlah universitas, organisasi kepemudaan, organisasi keagamaan, dan organisasi-organisasi lain yang punya fokus program pemberdayaan pertanian dan pengentasan kemiskinan juga diharapkan bisa berpartisipasi aktif. (Fath)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here