Muslim Obsession – Kitab suci Al-Quran yang Allah turunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam memiliki keutamaan bagi para pecintanya. Di antaranya, Al-Quran dapat menjadi obat (syifa) bagi orang-orang yang beriman kepada Allah.
Demikian di antara isi taushiyah yang disampaikan Syekh Al-Habib Majdi Yahya Asy-Syarif dari Madinah dalam Coffee Morning di Mushalla Al-Ikhlas Candraloka, Telaga Kahuripan, Bogor, Ahad (27/10/2019) pagi.
Al-Habib Majdi menukil ayat 82 dari QS. Al-Israa’ yang artinya, “Dan Kami turunkan dari Al-Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian”.
Diterjemahkan oleh Ustadz Ibnu Awwaliansyah, Al-Habib Majdi menjelaskan bahwa Rasulullah biasa berobat dengan menggunakan Al-Quran. Saat sakit, beliau membaca Surah Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Nas kemudian ditiupkan ke dua telapak tangan dan diusapkan ke seluruh tubuh yang terjangkau.
“Cara merukyah diri sendiri ini lebih utama dibandingkan kita minta dirukyah oleh orang lain,” tuturnya.

Al-Habib Majdi menganjurkan agar jamaah rutin membaca Surah Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas usai melaksanakan Shalat Subuh dan Maghrib masing-masing dibaca sebanyak 3 kali.
Selain tiga surah tersebut, tambahnya, Surah Al-Fatihah juga dapat dibaca sebagai upaya pengobatan. Bahkan ada salah seorang sahabat Rasulullah, ketika sakit selalu mengobati dirinya dengan membaca Al-Fatihah.
“Surah Al-Fatihah khusus diturunkan untuk Nabi Muhammad dan surah ini merupakan obat dari segala macam penyakit dan racun,” jelasnya.
Satu surah lainnya yang di dalamnya terdapat keberkahan adalah Surah Al-Baqarah. Sehingga jika seseorang memiliki hajat dan memintanya kepada Allah maka dianjurkan untuk membaca Surah Al-Baqarah. Apapun hajatnya, baik soal rezeki, kesembuhan, meminta anak, dan lainnya, baca Surah Al-Baqarah lalu berdoa kepada Allah.
“Hanya saja sebagian kita punya iman lemah, sehingga ketika sakit kita langsung ke dokter. Padahal orang beriman ketika sakit, ia lebih dekat dengan Al-Quran dan khusus membaca Al-Quran. Makanya orang yang meninggalkan Al-Baqarah dia akan menyesal,” tegasnya.
Kendati demikian, Al-Habib Majdi mengingatkan agar setiap usaha yang dilakukan harus dengan ikhlas dan disertai niat karena Allah. Karena apapun amal yang dilakukan tanpa niat dan ikhlas pasti akan sia-sia bahkan bisa mendapat murka Allah subhanahu wa ta’ala. (Fath)