Bantu Pengungsi Palestina Saat Musim Dingin, Eko Sulisto Alami Hipothermia

667

Jakarta, Muslim Obsession – Dinginnya cuaca di Jordania sampai minus 17 derajat celcius menyebabkan para pengungsi Palestina dan Suriah yang hidup di kamp-kamp pengungsian mengalami sakit tenggorokan dan hipotermia atau penurunan suhu tubuh secara drastis yang berpotensi berbahaya.

Itulah yang diceritakan relawan Indonesia, Eko Sulistio. Ia menyaksikan bagaimana para pengungsi Palestina di perbatasan Jordania mengalami sakit akibat tidak kuat merasakan cuaca dingin ekstrem terparah dalam lima tahun terakhir. Hampir semua wilayah Jordania tertutup salju.

“Di sini kita merasakan betul bagaimana para pengungsi Palestina yang dalam segala keterbatasan pada jatuh sakit karena tidak kuat menahan dinginnya cuaca sampai minus 17 derajat. Apalagi mereka hidup hanya ditenda yang terbuat dari terpal. Bisa dibayangkan bagaimana susahnya hidup mereka,” ujar Eko saat dihubungi, Sabtu (5/2/2022).

Bahkan kata Eko, ada dari mereka yang dilaporkan meninggal. Pengungsi Palestina di Jordanina ada 4,4 juta jiwa. Mereka semua merasakan hal yang sama. Selain kelaparan, kondisi kesehatan mereka juga tidak mendapat jaminan atau pelayanan dari negara. Terlebih jika datang musim dingin ekstrem.

“Ini lah yang kemudian kami dan para relawan selalu berusaha hadir membantu saudara-saudara Palestina saat musim dingin tiba. Karena mereka benar-benar memprihatinkan. Saat kondisi normal saja mereka serba kesusahan. Apalagi saat seperti ini,” tutur Eko.

Eko sendiri mengungkapkan dirinya sampai ikut sakit mengalami Hipothermia karena tidak kuat menahan hawa dingin, dan harus mendapat perawatan. Untuk bisa terlibat dalam misi kemanusian ini memang harus kuat fisik dan mental.

“Saya sendiri sempat mengalami Hipothermia karena tidak kuat menahan dingin dan harus dilakukan perawatan. Memang fisik dan mental harus kuat. Alhamdulillah semua sudah baik-baik saja,” ungkap Eko.

Kondisi cuaca yang sangat dingin ini kata Eko, juga menyebabkan para relawan kesusahan mendistribusikan bantuan. Mobil-mobil banyak yang mogok tidak bisa jalan karena tertutup salju. Toko-toko makanan juga tutup. Sedangkan kamp pengungsi tersebar di berbagai tempat dengan jarak yang jauh.

“Kendal dan hambatan cukup banyak, mobil bantuan dari kita sering mogok rusak karena pengaruh dingin, salju, jalan ketutup. Perjuangannya luar biasa. Bersyukur bantuan sudah kita distribusikan kepada mereka yang membutuhkan,” jelasnya.

Program bantuan musim dingin ini berlangsung sejak Januari-Februari 2022. Ada ribuan bahan makanan dan perlengkapan musim dingin yang diserahkan Eko kepada para 2000 pengungsi. Mereka tersebar di berbagai provinsi. (Albar)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here