Bandung, Muslmim Obsession – Lemahnya penggunaan jam digital sebagai patokan waktu azan di Kota Bandung membuat masyarakat kerap bingung dengan gema adzan yang tidak serentak di masjid atau mushala. Termasuk juga adzan yang tidak serentak di beberapa media, seperti siaran radio dan televisi.
Untuk meminimalisir hal tersebut, Badan Hisab dan Rukyat (BHR) Kota Bandung akhirnya mencanangkan gerakan mengumandangkan adzan serentak dan kalibrasi arah kiblat.
Ketua Badan Hisab dan Rukyat Kota Bandung Maftuh Kholil mengaku, gerakan adzan serentak dan kalibrasi arah kiblat sesungguhnya sudah dicetuskan sejak era kepemimpinan Wali Kota Bandung Dada Rosada. Namun baru terlaksana pada periode Oded.
Menurut Maftuh, lemahnya penggunaan jam digital sebagai patokan waktu adzan, karena beberapa faktor, seperti real time jam digital yang tidak sinkron dan tidak merujuk pada sumber jam server BMKG.
“Selain itu, jam tidak pernah dikalibrasi secara rutin serta tidak merujuk standar resmi BHR Kota Bandung dan Bimas Islam Kementerian Agama RI. Maka solusinya menggunakan implementasi metode broadcast system, yakni mengamati hitung mundur melalui display halaman website,” kata Maftuh, pada acara Pencanangan, di Masjid Al-Ukhuwwah, Kota Bandung, Rabu (18/9/2019).
Maftuh juga mengimbau kepada muadzin di masjid se-Kota Bandung agar bisa memanfaatkan Sistem Informasi Radio Adzan Bandung Streaming dengan membuka link http://www.radioadzanfmbandung.com 10 menit menjelang adzan.
Di tempat yang sama, Wali Kota Bandung Oded M Danial menyambut baik acara tersebut. Ia menyebut acara ini sebagai bentuk hijrah ma’nawiyah atau hijrah perilaku serta hijrah amalan yang terbaik. Sehingga di Kota Bandung nantinya tidak ada lagi adzan berbeda, tapi serentak, bersamaan.
“Karena selama ini masih terjadi adzan yang berbeda, misalnya di masjid yang satu selesai, di masjid lainnya baru mengumandangkan adzan. Maka, ketika Gemar Kiblat ini digaungkan, adzan bisa dilakukan secara bersama-sama,” pungkasnya. (Way)
