Bahas Ekonomi Keumatan, Satkar Ulama Golkar Temui Ma’ruf Amin

588

Jakarta, Muslim Obsession – Satkar Ulama Partai Golkar yang dipimpin KH Aly Yahya mendatangi kediaman Wakil Presiden terpilih Ma’ruf Amin di Menteng Jakarta Pusat, Kamis (11/7/2019). Kedatangan mereka menemui Ma’ruf Amin dalam rangka silaturahmi membahas isu-isu kebangsaan, keislaman dan keindonesian, serta kontribusi para ulama dalam kemajuan umat.

Bendahara Umum Satkar Ulama Partai Golkar, Ridwan Hisjam mengatakan, keberadaan ulama di Indonesia tidak hanya berperan dalam bidang agama saja. Namun lebih dari itu, melalui Satkar Ulama ini, pihaknya juga ingin memperluas peran ulama untuk bisa menjadikan Indonesia maju di tahun 2019-2024 dibidang pengembangan sumber daya manusia.

Misal, kata Ridwan, dalam hal pengembangan perekonomian ummat, keuangan syariah dan juga pendidikan. Sebab, sebagaian problem yang dihadapi Umat Islam lebih banyak berkutat pada persoalan kemiskinan. Untuk itu, ke depan Satkar Ulama Golkar ingin mengajak kepada para ulama atau Ormas Islam untuk bersama-sama membangun visi yang kuat soal pembangunan dan pemberdayaan umat.

“Ulama merupakan figur penting dalam masyarakat Islam, ulama bukan hanya sebagai tokoh yang menguasai ilmu agama tetapi juga sebagai drive (penggerak) masyarakat ke arah pengembangan yang lebih baik. Dengan kharismanya, sikap dan prilaku ulama banyak disegani dan diteladani masyarakat, bahkan lebih di percaya dibandingkan pakar sekalipun,” ujar Ridwan usai pertemuan tersebut, Kamis.

Menurut Ridwan, membatasi peran ulama pada persoalan ibadah dan akhlak saja dianggap kurang tepat dan tidak relevan dengan sejarah peran ulama pada masa lalu. Sebab, dalam sejarahnya peran ulama sangat luas menyeluruh mencapai sendi-sendi kehidupan masyarakat. Tak terkecuali merumuskan sistem ekonomi Islam berkemajuan dan berkeadilan.

“Dalam mensyariahkan ekonomi masyarakat setidaknya ulama berperan menjelaskan kepada masyarakat bahwa ajaran muamalah harus dihidupkan kembali, karena keterpurukan ekonomi Islam selama ini di antaranya disebabkan karena umat Islam mengabaikan fiqh muamalah. Padahal dengan banyaknya ulama di Indonesia kita sebenarnya punya potensi untuk mengembangkan lagi sistem ekonomi Islam yang berkemajuaan,” jelasnya.

Selain membicarakan persoalan itu, Pimpinan Komisi VII DPR ini juga menyampaikan bahwa, Satkar Ulama punya komitmen bersinergi mendukung pemerintah dalam hal mendorongan kepentingan umat. Termasuk di antaranya melaporkan rencana diadakan Muktamar Satkar Ulama ke-VI tahun 2019 ini. Ridwan berharap Ma’ruf Amin yang juga masih menjabat sebagai Ketua MUI bisa hadir. “Kita undang beliau untuk hadir untuk berdiskusi bersama kami tentang keumatan,” jelasnya.

Sementara itu, Ma’ruf Amin mengatakan apa yang disampaikan Ridwan Hisjam selaras dengan program MUI, yakni dibidang keumatan, kebangsaan, dan kenegaraan. Selain melayani umat, kata Ma’ruf, MUI juga bagian dari mitra pemerintah. Siapa pun pemerintahan terpilih, MUI harus memberikan dukungan, karena lembaga ini adalah bagian dari pemerintah.

“Makanya tidak boleh ada MUI berbenturan dengan pemerintah,” kata Ma’ruf.

Adapun menjaga umat kata Ma’ruf, artinya adalah menjaga aqidah dari cara berfikir yang sesat atau ekstrimis. Kedua, menguatkan umat dalam bidang ekonomi, pendidikan dan budaya. Ketiga, menjaga persatuan umat agar tidak bercerai berai. Ma’ruf merasakan pasca Pilpres ini umat dipecah belah sehingga sesama Umat Islam bartengkar. Padahal politik itu sifatnya sementara. Sedangkan keutuhan Indonesia adalah selamanya.

“Menurut saya perbedaan politik dengan tujuan memecah belah umat itu cara berfikir yang sempit. Karena Pilpres ini kan moment lima tahunan, sedangkan persatuan Indonesia itu selamanya,” kata Ma’ruf. (Albar)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here