Awas, Nugget Bisa Jadi Haram

1253
Nugget (Foto: Halal MUI)

Jakarta, Muslim Obsession – Nugget terus menjadi penganan favorit bagi banyak kalangan, baik anak-anak maupun orang dewasa.

Selain karena rasanya yang lezat, penyajian nugget sangat praktis dan hanya membutuhkan waktu yang singkat. Tak heran, penganan ini menjadi idola para ibu dalam memilih alternatif teman makan untuk anak-anaknya.

Alasan lainnya, nugget sering kali menjadi solusi bagi para ibu yang anaknya sulit makan. Ditambah lagi, saat ini nugget sudah divariasikan dengan berbagai bentuk, seperti huruf, binatang, dan bentuk lainnya. Tentu ini akan menambah minat seseorang untuk mengkonsumsinya, terutama anak-anak.

Umumnya, nugget diolah dari campuran tepung terigu, daging, telur, tepung roti, dan bumbu. Daging yang saat ini digunakan untuk nugget juga sudah beragam, yaitu daging ayam, sapi, atau ikan.

Sampai saat ini, nugget ayam masih menjadi primadona di pasaran. Hal ini terbukti dengan semakin banyaknya produsen nugget ayam dari skala industri besar hingga rumah tangga.

Karena berasal dari olahan ayam, sebagian besar masyarakat Indonesia berasumsi nugget yang beredar di pasaran halal. Padahal ada beberapa titik kritis haram pada nugget yang perlu diperhatikan.

Edisi Jurnal Halal kali ini akan mengajak Anda untuk mengulas titik kritis haram nugget. Berikut ulasannya, seperti dilansir LPPOM MUI, Rabu (18/12/2019).

Pengolahan nugget secara umum dibuat dengan cara mencampurkan seluruh bahan, di antaranya tepung terigu, daging, telur, dan bumbu. Dalam tahapan ini, tepung terigu dan telur sudah termasuk ke dalam daftar bahan tidak kritis (halal positive list of material). Artinya, kedua bahan tersebut cenderung tidak berbahaya dan tidak diragukan status halalnya, sehingga aman digunakan meski tanpa melalui pemeriksaan halal lebih dulu.

Bahan selanjutnya yang memiliki titik haram cukup kritis adalah daging. Mutu nugget bisa ditentukan dari komposisi daging dibandingkan dengan bahan tambahan lainnya. Nugget yang dianggap memiliki kualitas baik mengandung daging tidak kurang dari 80 persen, sementara 20 persen lainnya berupa campuran bahan lain. Sayangnya, di pasaran justru banyak beredar nugget dengan perbandingan sebaliknya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here