Awas! Bahaya Pakai Headphone Berjam-jam

662

Muslim Obsession – Pandemi COVID-19 memaksa para profesional untuk bekerja dari rumah dan pelajar untuk mengikuti kelas secara online menggunakan earphone, kini para dokter semakin banyak mendapatkan pasien dengan keluhan nyeri, iritasi dan infeksi di telinga.

Menurut pakar medis, penggunaan headphone dan earpod selama berjam-jam dalam tujuh hingga delapan bulan terakhir meningkatkan keluhan tersebut.

“Semua keluhan ini terkait langsung dengan penggunaan headphone secara ekstensif pada volume yang lebih tinggi,” kata Dr Shrinivas Chavan, kepala departemen THT di Rumah Sakit J J yang dikelola pemerintah di Mumbai, dilansir Siasat, Jumat (20/11/2020).

Setiap hari, lima hingga 10 orang muncul di departemen Telinga, Hidung, dan Tenggorokan (THT) Rumah Sakit J J dengan keluhan seperti itu.

“Kebanyakan dari mereka bekerja selama lebih dari delapan jam memakai headphone. Hal ini membuat telinga mereka stres dan earpod atau penutup telinga yang tidak disterilkan dapat menyebarkan infeksi. Mendengarkan secara terus menerus dengan volume suara yang lebih tinggi selama berjam-jam juga akan melemahkan kemampuan mendengarkan,” ungkapnya.

“Jika orang tidak mengubah kebiasaan mereka, mereka bisa menghadapi kerusakan permanen pada telinga mereka,” Dr Chavan memperingatkan.

Dia mengatakan kotoran di dalam telinga membunuh bakteri secara alami dan mencegah infeksi. Penggunaan cotton bud untuk membersihkan telinga akan menghilangkan lapisan lilin pelindung ini dan membuat bagian dalam telinga terkena infeksi bakteri. Ini biasanya menyebabkan sakit telinga.

Ditanya bagaimana infeksi semacam itu dapat dihindari, dia berkata, “Kami telah menyarankan orang untuk melepaskan earphone dari waktu ke waktu. Udara segar harus masuk ke dalam telinga agar tetap aman.”

Dr Rahul Kulkarni, kepala unit THT di Rumah Sakit St George, mengatakan masalah telinga tidak hanya terkait dengan pekerja profesional, tetapi anak-anak sekolah yang harus mengikuti kelas online juga mengalami keluhan seperti itu.

“Idealnya, anak sekolah sama sekali tidak menggunakan headphone. Kalau mereka mengikuti kelas di laptop atau personal computer, maka volume perangkatnya sudah cukup,” ujarnya.

“Setelah sekolah dilanjutkan, saya khawatir akan ada banyak siswa yang mengeluh tentang kesulitan mendengar,” tuturnya.

Dr Kulkarni mengatakan orang-orang tidak mengetahui etika bagaimana berkomunikasi melalui panggilan telepon, panggilan konferensi dan konferensi video dan menggunakan volume suara keras pada headphone.

“Jika siswa sekolah menggunakan headphone dengan suara lebih dari 60 desibel, secara alami akan membebani daya pendengaran mereka,” tegasnya.

Dia mengatakan perhatian harus diberikan pada volume suara apa yang digunakan anak-anak saat menghadiri kelas mereka. Jika mereka mendengarkan suara dengan volume yang lebih tinggi di headphone, hal itu dapat menyebabkan komplikasi.

“Bahkan orang dewasa pun datang dengan keluhan iritasi di telinga. Paparan suara keras dalam waktu lama membuat orang cemas dan mudah marah. Keluhan seperti itu juga terlihat saat ini,” pungkas dia.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here