Apa sih Barakah itu? Yuk, Baca Kisah Menarik Ini..

1467

Muslim Obsession – Pada suatu hari, Syeikh Al-Imam Syaqiq Al-Balkhi membeli buah semangka untuk istrinya. Saat disantapnya, ternyata buah semangka tersebut terasa hambar.

Dan, sang isteri pun marah.

Syeikh Al-Imam Syaqiq menanggapi dengan tenang amarah istrinya itu. Setelah selesai di dengarkan amarahnya, beliau bertanya kepada istrinya dengan halus:

“Kepada siapakah kau marah wahai istriku? Kepada pedagang buahnya kah? Atau kepada pembelinya? Atau kepada petani yang menanamnya? Ataukah kepada yang menciptakan buah semangka itu?” tanya Syeikh Al-Imam Syaqiq.

Istri beliau terdiam.

Sembari tersenyum, Syeikh Syaqiq melanjutkan perkataannya:

“Seorang pedagang tidak menjual sesuatu kecuali yang terbaik. Seorang pembeli pun pasti membeli sesuatu yang terbaik pula. Begitu pula seorang petani, tentu saja ia akan merawat tanamannya agar bisa menghasilkan yang terbaik. Maka sasaran kemarahanmu berikutnya yang tersisa, tidak lain hanya kepada yang menciptakan semangka itu.”

BACA JUGA: Kisah Habib Hasan Baharun “Mancing Uang”

Pertanyaan Syeikh Al-Imam Syaqiq menembus ke dalam hati sanubari istrinya. Terlihat butiran air mata menetes perlahan di kedua pelupuk matanya.

Syeikh Al-Imam Syaqiq Al-Balkhi pun melanjutkan ucapannya, “Bertakwalah wahai istriku. Terimalah apa yang sudah menjadi Ketetapan-Nya. Agar Allah Ta’ala memberikan keberkahan pada kita.”

Mendengar nasehat suaminya itu, sang istri pun tersadar. Ia menunduk dan menangis mengakui kesalahannya dan ridha dengan apa yang telah Allah SubhanAllahu wa Ta’ala tetapkan.

Pelajaran terpenting dari kisah di atas adalah:

Setiap keluhan yang terucap, berarti sama saja kita tidak ridha dengan ketetapan Allah, sehingga barakah Allah jauh dari kita. Karena barakah bukanlah serba cukup dan mencukupi saja, akan tetapi barakah ialah bertambahnya ketaatan kita kepada Allah dengan segala keadaan yang ada, baik yang kita sukai atau sebaliknya.

BACA JUGA: Bisa Ditiru, Nih! Kisah Inspiratif Mendapatkan Calon Pasangan Hidup

Barakah itu bertambahnya ketaatanmu kepada Allah. Makanan barakah itu bukan yang komposisi gizinya lengkap, tapi makanan yang mampu membuat di pemakannya menjadi lebih taat setelah memakannya.

Hidup yang barakah bukan hanya sehat, tapi kadang sakit itu justru barakah sebagaimana Nabi Ayyub ‘alaihissalam, sakitnya menjadikannya bertambah taat kepada Allah.

Barakah itu tak selalu panjang umur, karena ada yang umurnya pendek tapi dahsyat ketaatannya, seperti Musab bin Umair.

Tanah yang barakah itu bukan karena subur dan panoramanya indah, karena tanah yang tandus seperti Makkah punya keutamaan di hadapan Allah, tiada banding dan tiada tara.

BACA JUGA: Kisah Ulama Ahli Falak yang Menjawab Soal Rok Mini dengan Logika

Ilmu yang barakah itu bukan yang banyak riwayat dan catatan kakinya, akan tetapi yang barakah ialah ilmu yang mampu menjadikan seorang meneteskan keringat dan darahnya dalam beramal dan berjuang untuk agama Allah.

Penghasilan barakah juga bukan gaji yang besar dan berlimpah, tetapi sejauh mana ia bisa jadi jalan rezeki bagi yang lainnya dan semakin banyak orang yang terbantu dengan penghasilan tersebut.

Anak-anak yang barakah bukanlah saat kecil mereka lucu dan imut atau setelah dewasa mereka sukses bergelar, mempunyai pekerjaan dan jabatan yang hebat. Tetapi anak yang barakah ialah yang senantiasa taat kepada Rabb-Nya dan kelak mereka menjadi lebih shalih dari orangtuanya dan tak henti-hentinya mendoakan kedua orangtuanya.

Semoga kita semua selalu dianugerahi kekuatan untuk senantiasa bersyukur pada-Nya, agar kita mendapatkan keberkahan-Nya. Aamiin.

Wallahu a’lam bish shawab.

 

Sumber: Broadcast di WhatsApp Group

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here