Anak Tidak Mau Sekolah, Kira-Kira Apa Sebabnya?

1404
Penyebab Anak tidak mau sekolah (Foto: Orami)
Diperkirakan bahwa setidaknya satu dari lima anak pernah mengalaminya.

Kejadian mogok sekolah paling sering terjadi pada anak berusia 4-7 tahun, terutama saat anak mulai memasuki taman kanak-kanak (TK) dan pada masa transisi antara TK dengan masuk sekolah dasar (SD). Tak hanya itu, mogok sekolah juga bisa terjadi setelah anak mengalami liburan panjang.

Kejadian tidak mau sekolah masih termasuk hal yang wajar apabila hanya terjadi sesekali. Atau jika terjadi selama beberapa hari, tapi semakin hari anak semakin mudah untuk diajak bersekolah. Namun, jika terjadi terus-menerus selama setidaknya dua minggu atau mengganggu aktivitas anak sepanjang hari, maka hal itu perlu ditelusuri lebih lanjut penyebabnya.

Hal yang sering menyebabkan frustrasi para orangtua adalah karena kesulitan mengeksplorasi penyebab anak tidak mau sekolah. Berikut ini adalah beberapa penyebab mogok sekolah yang sering terjadi:

1. Gangguan perpisahan masa kanak (separation anxiety)

Kondisi ini merupakan salah satu masalah psikis yang sering dialami anak-anak yang baru mulai sekolah. Biasanya ini terjadi pada anak yang punya hubungan yang sangat erat dengan orangtuanya sehingga berpisah sementara waktu dengan orang tuanya, menjadi saat yang sangat berat baginya.

Beberapa anak menunjukkan gejala dengan melakukan segala usaha agar tidak bersekolah. Semakin dipaksa sekolah, penolakan anak semakin menjadi-jadi. Anak bisa menangis meraung-raung, tantrum, atau memberikan ancaman melukai diri sendiri.

Dapat pula muncul keluhan-keluhan fisik seperti sakit perut, mual muntah, sakit sendi, sakit kepala, atau pusing. Dan keluhan tersebut akan membaik kalau anak diizinkan untuk tinggal di rumah bersama orang tuanya.

Ada pula anak yang menunjukkan gejala dengan mau datang ke sekolah tapi tak lama kemudian ia memaksa untuk pulang. Sebagian anak yang lain mau berangkat ke sekolah tetapi terus menempel dengan orang tua atau pengasuhnya di sekolah.

Ada pula anak yang bereaksi emosional di kelas seperti berteriak-teriak di kelas, memukul temannya, atau menunjukkan sikap melawan gurunya.

2. Fobia sosial

Ini merupakan gangguan psikis lain yang bisa menjadi penyebab anak tidak mau sekolah. Pada kondisi fobia sosial, hal yang mendasari anak enggan bersekolah adalah karena anak mengalami kekhawatiran berlebihan bahwa ia akan dipermalukan di sekolah.

Berbeda dengan kasus separation anxiety, pada kondisi fobia sosial anak biasanya tetap bersemangat untuk pergi di sekolah. Tetapi saat sekolah sudah mulai, anak mulai menunjukkan keluhan fisik seperti sakit perut, mual, muntah, pusing, atau keluhan lainnya.

Keluhan tersebut biasanya mulai muncul saat anak diminta maju ke depan kelas atau saat momen lain ia menjadi pusat perhatian. Keluhan tersebut hilang dengan sendirinya saat pulang sekolah.

3. Trauma di sekolah

Penyebab lain anak tidak mau sekolah adalah jika anak mengalami kejadian traumatis di sekolah. Mungkin kejadian traumatis yang dialami bukanlah hal yang betul-betul mengerikan, tetapi anak tidak biasa mengalaminya. Misalnya, dicakar oleh temannya di sekolah atau ditegur oleh gurunya.

Pada anak yang usianya lebih besar (anak yang telah duduk di sekolah menengah), kejadian tidak mau sekolah lebih jarang terjadi. Jika anak pada usia tersebut mogok sekolah berkepanjangan, orangtua harus memikirkan kemungkinan anak mengalami depresi atau terlibat dalam narkoba.

Jika anak tidak mau sekolah, pikirkan berbagai kemungkinan penyebab di atas. Jangan ragu untuk berdiskusi dengan guru atau meminta bantuan psikolog jika merasa memerlukannya. (Vina) 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here