Anak Berseragam Sekolah di Solo Dilarang Masuk Mal

595
Ilustrasi anak sekolah. (Foto: antara)

Solo, Muslim Obsession – Anak berseragam sekolah dilarang masuk mal dan fasilitas umum di wilayah Kota Solo, Jawa Tengah. Larangan ini tertuang dalam Surat Edaran Wali Kota Solo No 067/4061 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 2 Covid-19.

Dalam surat edaran itu dijelaskan bahwa anak berseragam sekolah dilarang masuk mal, pusat perbelanjaan, pusat perdagangan area ketangkasan, game online, fasilitas umum, dan lain sebagainya.

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menegaskan, ia telah mengkoordinasikan hal tersebut dengan Satpol PP untuk mengawasi aktivitas anak sekolah agar tidak bermain di mal ataupun di tempat fasilitas umum lainnya.

“Ya sekali lagi, aturan seperti itu kan aturan lama ya dari dulu kan memang nggak boleh anak-anak sekolah masih pake seragam ke mal ke kafe-kafe,” kata Gibran setelah menghadiri acara mural di Solo, Sabtu (27/11/2021).

Dalam penerapan kebijakan ini, Gibran juga meminta kerja sama guru dan wali murid untuk lebih mendisiplinkan para siswa.

“Jadi pokoknya saya minta kerja sama guru orangtua murid ditekankan disiplinnya untuk anak-anak, soalnya anak-anak inilah yang paling kita lindungi, jadi harus ada monitoring ekstra,” kata Gibran.

Sebelumnya, Gibran juga meminta guru yang tidak bermasker saat kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) di SDN Nusukan Barat 113, Banjarsari, Solo untuk menjalani tes usap (swab test) di tempat, Selasa.

“Kebetulan tadi saya lewat sana. Ben tadi di-swab dulu, semoga hasilnya negatif,” katanya.

Sikap tegas tersebut juga diperlihatkan dengan memarkir mobil dinas di halaman sekolah sebagai bentuk teguran terhadap guru yang tidak disiplin mengenakan masker. “Tadi saya mengetahui gurunya tidak memakai masker,” katanya.

Terkait hal itu, ia menyayangkan sikap guru tersebut. Selain membahayakan siswa maupun rekan guru yang lain mengingat Covid-19 belum hilang hingga saat ini, sikap tidak mengenakan masker tersebut juga menjadi contoh buruk bagi siswa.

“Ini untuk perbaikan kita, yang penting sesuai SOP. Yang penting itu gurunya, kalau guru pakai masker muridnya juga pakai. Kalau gurunya nggak ngasih contoh, ya muridnya juga sak-sake,” katanya. (Fath)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here