Aktivitas Pesantren di Sumut Segera Dimulai Kembali

662
Rencana membuka kembali aktivitas pesantren di Sumatera Utara. (Foto: kemenag)

Medan, Muslim Obsession – Pemprov Sumatera Utara berencana membuka kembali kegaitan pondok pesantren yang sementara ini tutup akibat pandemi virus Corona (Covid-19).

Rencana tersebut dibahas dalam pertemuan Plt. Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara HM. David Saragih bersama Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi dan Badan Silaturahmi Pondok Pesantren Sumatera Utara (BSPPSU) di Medan, Sumatera Utara, beberapa waktu lalu.

David Saragih menjelaskan, sesuai Surat Edaran Menteri Agama RI dan Keputusan Bersama Mendikbud, Menag, Menkes, dan Mendagri tentang Pesantren dan Pendidikan Keagamaan, bahwa telah diatur bagaimana pembelajaran tatap muka di pesantren dengan mematuhi protokol kesehatan, membentuk gugus tugas, dan kesehatan santri, guru, dan pengurus dengan melampirkan surat kesehatan dan lain sebagainya.

“Sehingga jika sudah terpenuhi, Keputusan 4 Menteri tersebut menyatakan pesantren bisa dibuka,” ujar David yang hadir didampingi Kasi Pondok Pesantren dan Mahad Aly Bidang Pakis Kanwil Kemenagsu H. Abdul Azhim, mengutip Kemenag, Jumat (26/6/2020).

Sementara itu Gubernur Sumut Edy Rahmayadi mengatakan bahwa aturan tata kenormalan baru khusus untuk Provinsi Sumatera Utara akan disampaikannya pada 1 Juli mendatang.

Saat ini, ia masih merampungkan aturan-aturan dari berbagai tinjauan sehingga Sumut siap menyambut kenormalan baru dalam kehidupan warganya.

“Insya Allah akan saya sampaikan 1 Juli nanti. Saat ini kita masih dalam merampungkan aturannya, terutama pada pembelajaran pesantren, kita juga akan atur. Idealnya Pesantren itu harus dengan tatap muka karena pesantren lebih menekankan budi pekerti,” ungkapnya.

Edy juga berterima kasih kepada pimpinan pondok pesantren dan Kanwil Kemenagsu sebagai regulator karena telah mematuhi protokol kesehatan dengan belum dimulainya pembelajaran secara tatap muka di pondok pesantren di Sumatera Utara.

Ia berharap pengurus pondok pesantren tetap mematuhi protokol kesehatan dan sama-sama memikirkan solusi dengan menyediakan fasilitas kesehatan jika pondok pesantren diizinkan untuk dibuka kembali.

“Kita sama-sama mencari solusi untuk menerapkan protokol kesehatan di pondok pesantren masing-masing. Harus dipikirkan sarananya, masker santri dan guru, swab atau rapid tesnya. Banyak sekali yang harus dipenuhi, saya juga tidak mau pesantren malah menjadi kluster baru penyebaran Covid-19, itu yang harus kita antisipasi,” tandasnya. (Fath)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here