Oleh: Ustadz H. Abdul Ghoni Djumhari (Wakil Ketua Lembaga Dakwah Parmusi Pusat)
Rasulullah ﷺ bersabda:
عن أنس رضي الله عنه قَالَ: دَخَلَ النَّبيُّ صلى الله عليه وسلم المَسْجِدَ فَإِذَا حَبْلٌ مَمْدُودٌ بَيْنَ السَّارِيَتَيْنِ، فَقَالَ: ((مَا هَذَا الحَبْلُ؟)) قالُوا: هَذَا حَبْلٌ لِزَيْنَبَ، فَإِذَا فَتَرَتْ تَعَلَّقَتْ بِهِ. فَقَالَ النَّبيُّ صلى الله عليه وسلم: ((حُلُّوهُ، لِيُصلِّ أَحَدُكُمْ نَشَاطَهُ فَإِذَا فَتَرَ فَلْيَرْقُدْ)). مُتَّفَقٌ عَلَيهِ
Dari Anas r.a., katanya: “Nabi s.a.w. masuk ke dalam masjid, tiba-tiba tampak di situ ada seutas tali yang memanjang antara dua tiang. Beliau ﷺ bertanya: “Tali apakah ini?” Orang-orang menjawab: “Ini adalah kepunyaan Zainab, jikalau ia sudah malas – lelah bersembahyang, ia menggantung di situ.” Nabi ﷺ lalu bersabda: “Lepaskan sajalah. Baiklah seseorang itu melakukan shalat di waktu ia sedang bersemangat, maka jikalau ia telah merasa malas, baiklah ia tidur saja,” (HR. Muttafaq ‘alaih).
Pelajaran yang terdapat di dalam hadits tersebut adalah:
1- Anjuran untuk sederhana dalam beribadah dan larangan menyangat-nyangatkan
2- Perintah melaksanakan ibadah dalam keadaan semangat
3- Diperbolehkan seorang wanita melakukan amalan sunah di masjid bila aman dari fitnah.
Tema hadits yang berkaitan dengan Al-Quran:
Sederhana dalam beribadah akan langgeng pada diri seseorang dan tidak menjadi bosan, karena merasa tidak susah.
Allah Ta’ala berfirman:
مَا أَنزلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لِتَشْقَى
“Kami tidak menurunkan Al-Quran ini kepadamu agar kamu menjadi susah,” (QS. Thaha: 2).
Wallahu a’lam.