Muslim Obsession – Ajaran tradisi agama Hindu seperti Weda, yoga, Sansekerta, dan Epos Hindu seperti Bhagavad-Gita dan Ramayana akan menjadi wajib ke depannya di lembaga pendidikan Islam sebagaimana dinyatakan oleh kementerian pendidikan India.
Minggu lalu, di bawah kementerian pendidikan, sebuah organisasi otonom bernama institut nasional sekolah terbuka (NIOS) mengumumkan bahwa mereka telah menyiapkan 15 kursus tradisi pengetahuan India.
Kurikulum baru dihadirkan oleh menteri pendidikan bernama Ramesh Pokhriyal yang menginginkan India dipuji sebagai negara adidaya ilmu.
“Pengajaran tentang topik ini akan segera dimasukkan ke dalam madrasah,” menurut kementerian, dilansir The Islamic Information, Selasa (16/3/2021).
Pertama, program ini akan diluncurkan di ratusan madrasah. Nanti di masa depan, secara bertahap akan bertambah hingga 500 lebih madrasah, seperti yang dikatakan NIOS.
Inisiatif ini menuai kritik tajam dari ulama senior Muslim karena mereka merasa bahwa kursus tersebut sewenang-wenang dan tidak dapat dibenarkan.
Program ini dianggap sebagai bagian dari upaya partai Bharatiya Janata yang dipimpin perdana menteri Narendra Modi untuk menyebarkan lebih banyak agama Hindu di India, seperti yang dijelaskan oleh beberapa ulama.
Maulana Khalid Rasheed, seminari Islam Darul Uloom farangi Mahal yang berbasis di Lucknow, mengatakan kepada DW bahwa itu hampir sama dengan meminta perguruan tinggi kedokteran untuk mengajarkan Alkitab dan Al-Quran daripada mengajarkan maksudnya.
Seorang ulama Muslim bernama Maulana Yasoob Abbas mengatakan kepada DW bahwa program ini bertentangan dengan prinsip-prinsip konstitusional dan memecah belah.
Dia lebih lanjut mengatakan bahwa ajaran wajib baru ini akan meningkatkan Kontroversi antara komunitas Muslim dan Hindu India.
Ia juga mengatakan saat merujuk pada kelompok nasionalis Hindu sayap kanan Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS) bahwa ketika pemerintah saat ini pernah menerima ajaran Alquran di RSS sebenarnya sekolah Shishu Mandir.
Setelah pengumuman ini, kementerian pendidikan menghadapi kritik tajam untuk mengklarifikasi.
Dikatakan bahwa itu sepenuhnya merupakan kebijaksanaan pelajar untuk memilih kombinasi subjek dari kumpulan mata pelajaran yang diberikan oleh NIOS.
Namun, kementerian belum menentukan secara spesifik akan memperkenalkan epos Hindu ke dalam madrasah.