Aa Gym: Ini Ciri-Ciri Haji Jadi Mabrur

1356

Menurut Aa, orang yang baik itu, makin baik hatinya makin nyaman. Dan kalau hati seseorang nyaman, wajahnya juga nyaman saat dilihat. Dan perkataan orang yang hatinya baik, perkataannya juga nyaman.

Tetapi apabila makin berpenyakit hati, makin jelek dan busuk hatinya. Dia tidak akan nyaman dengan diri sendiri. Bawaannya selalu jengkel, marah, gemas, iri, dendam, sombong, takabur, riya, yang membuatnya tidak nyaman.

Kalau orang sudah tidak nyaman hatinya, jelas Aa, wajahnya tidak nyaman dilihat meski ganteng. Dan kalaupun bicara tidak nyaman didengar, celetukannya itu menyakitkan bagi orang lain.

“Yang tadinya kalau beli suka nawar, sekarang mah jangan. Ini bukan tidak boleh nawar, ya… tapi kalau pedagang kecil, untungnya tidak seberapa, ya sudahlah kita bagi-bagi rezeki,” ungkap Aa.

Begitu pula yang tadinya jarang ke masjid, jadi rajin ke masjid. Dia yang tadinya jarang baca Al-Quran, jadi rajin baca Al-Quran,  orang yang tadinya jarang ke majlis taklim jadi rajin ke majlis taklim, yang tadinya jarang silaturahim jadi senang silaturahim. yang tadinya pelit, jadi dermawan.

“Ciri-ciri orang yang mabrur itu ke dunia itu jadi makin lepas. Kalau haji yang “madud” seperti monyet. Monyet itu cara nangkepnya gampang. Kasih botol masukin di dalamnya kacang. Nanti monyet biasanya masukin tangan, pas masuk tangannya ke dalam botol lancar, tapi pas keluar pasti enggak bisa keluar, kenapa? Karena dia ngambil kacangnya banyak dan tidak mau lepas dari genggamannya. Jadi dia tidak bisa lepas dari botol itu. Itu bukan karena tidak cukup, tapi karena tangannya megang kacangnya banyak. Dia jadi celaka, dia jadi ditangkap karena dia tidak mau melepaskan itu,” ujar Aa yang diselingi tawa jamaah.

Orang yang hajinya mabrur, kata Aa Gym, harus mampu melepas dunia di hatinya. Di tangan boleh punya dunia, tapi di hati tidak. Tapi kalau yang kurang mabrur, seperti cerita monyet tadi.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here