72 Tahun Roem-Roijen

1244

Kali ini, rencana kunjungan delegasi dikomunikasikan terlebih dahulu melalui radio, dan berita rencana kunjungan itu akhirnya sampai ke Ketua PDRI yang segera menyelenggarakan rapat lengkap pimpinan PDRI di Sungai Naning, Lima Puluh Kota. Rapat menyepakati dua hal: Utusan yang datang, akan diterima; dan Mandat PDRI tidak akan diserahkan begitu saja sebelum bertemu/berembuk dengan Panglima Besar Jenderal Sudirman.

Tidak seperti Hatta yang terbang ke Aceh, kali ini Delegasi Natsir menuju Sumatera Barat. Menurut penuturan Ismael Hassan –yang menyebut dirinya sebagai “Notulis Perundingan Sjafruddin-Natsir”– delegasi menuju Padang Japang, Nagari Tujuh Koto Talago, Lima Puluh Kota. Di sanalah, di rumah “Kak Jawa”, Ibu Jawahir, perundingan pada 6-7 Juli 1949 berjalan alot. Bupati Militer Lima Puluh Kota, S.J. Sutan Mangkuto, menjadi tuan rumah perundingan. Bupati didampingi Anwar Z.A., dan Ismael Hassan.

Padang Japang adalah sebuah desa yang terletak sekitar 50 kilometer sebelah utara Bukittinggi, atau sekitar 14 kilometer sebelah utara Payakumbuh. Inilah desa yang menjadi tempat terakhir pusat pemerintahan PDRI.

Tokoh Muhammadiyah Lukman Harun menceritakan rute perjalanan Delegasi Natsir ke Padang Japang yang sekarang masuk Kecamatan Guguk. Delegasi mendarat di Padang. Dari Padang menuju Bukittinggi. Dari Bukittinggi naik mobil sampai di Kubang Tungkek, Dangung-Dangung. Dari Dangung-Dangung delegasi harus berjalan kaki ke Padang Japang, sekitar 5 kilometer, karena jalan tidak bisa dilalui mobil akibat diblokade oleh rakyat guna mencegah kendaraan Belanda memasuki wilayah tersebut.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here