59 Warga Palestina Tewas dan 2.771 Luka-luka dalam Unjuk Rasa

1200
Puluhan Demonstran Palestina tewas dan ribuan luka-luka dalam unjuk rasa atas pemindahan kedutaan AS Ke Yerusalem (Photo: NYT)

Yerusalem, Muslim Obsession – Sekitar 59 demonstran Palestina, termasuk tujuh anak di bawah 18 tahun, tewas oleh tembakan Israel selama demonstrasi pada hari peresmian kedutaan AS di Yerusalem, Senin (14/5/2018).

Sekitar 35.000 pengunjuk rasa berkumpul di pagar perbatasan dan ribuan lainnya dalam jarak setengah mil dari sekitarnya. Bentrokan pecah antara demonstran dan Pasukan Pertahanan Israel di Bethlehem.

Kematian pertama adalah Anas Hamdan Qudeih, berusia 21 tahun, tewas di timur Khan Yunis. Kemudian seorang pria 29 tahun, Mosaab Yousef Ibrahim Abu Laila, dibunuh di timur Jabalya.

Sedangkan beberapa warga lain yang tewas belum dapat diidentifikasi. Enam anak di bawah usia 18 tahun dan satu perempuan, termasuk di antara korban jiwa.

Demikian laporan kementerian kesehatan Palestina menyatakan lebih dari 2.771 pengunjuk rasa luka-luka di Gaza pada hari yang paling kejam dalam Great March of Return selama enam minggu.


Sebuah drone Israel menjatuhkan tabung gas air mata pada demonstran Palestina.

Dilansir RT News, Selasa (15/5/2018), mereka yang terluka di antaranya ialah 203 anak-anak dan 78 wanita. Pemerintah Palestina mengecam kekerasan yang dilakukan Israel dan menyebutnya sebagai pembantaian kejam yang dilakukan pasukan Israel.

Pemerintah menyerukan intervensi internasional untuk mencegah kematian lebih lanjut. Satu hari berkabung nasional telah diumumkan oleh pemerintah di Ramallah, yang akan diadakan Selasa (15/5/2018).

Amnesty International menyebut kekerasan Israel di Gaza sebagai pelanggaran yang sangat keji terhadap hukum internasional dan hak asasi manusia.

Korban yang cedera kebanyakan disebabkan oleh peluru tajam. Sementara ratusan lainnya menjadi sasaran gas air mata. Kementerian Kesehatan Palestina dan Komite Dukungan Jurnalis mengklaim bahwa pasukan Israel secara langsung menargetkan layanan darurat dan wartawan yang bertugas. Sebanyak enam wartawan dilaporkan terluka ketika meliput demonstrasi tersebut.

Sementara itu, Deputi Perdana Menteri Turki Bekir Bozdag pada akun Twitter miliknya, mengutuk kekerasan pada Senin (14/5/2018). Dia mengklaim AS dan Israel, bertanggung jawab atas pembantaian tersebut. Menurutnya, semua terjadi akibat keputusan tidak adil mereka untuk memindahkan kedutaan. (Vina)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here