5 Hal yang Bisa Diteladani dari Sikap dan Prilaku Sahabat Utsman bin Affan

23598

Jakarta, Muslim Obsession – Banyak hal yang bisa kita teladani dari sosok para sahabat Nabi Muhammad Saw. Mereka sangat layak menjadi panutan karena akhlaknya begitu mulia. Para sahabat ini adalah cermin bagaimana mereka bisa meneladani setiap tindak tanduk dan ucapan Nabi yang begitu mulianya.

Karenanya, sebagai umat Islam di akhir zaman ini sudah sepatutnya kita mampu meniru atau meneladani sikap mulia dari para sahabat. Salah satunya kali ini adalah meneladani sikap dan prilaku khulafaur rasyidin yang menjadi khalifah ketiga, yakni Utsman bin Affan.

Usman termasuk salah satu sahabat yang selalu mendampingi dan menyertai perjuangan Rasulullah Saw. Berikut beberapa sikap mulia dari sosok Utsman bin Affan yang bisa kita jadikan panutan.

1. Lembut dan Pemalu yang disegani Nabi dan Malaikat

Siti Aisyah RA meriwayatkan bahwa suatu hari Abu Bakar ingin bertemu Rasulullah Saw yang saat itu tengah berbaring dengan baju yang agak tersingkap hingga betisnya terlihat.

Selesai berbincang, Abu Bakar pun pulang dan kemudian datanglah Umar. Tak lama usai berdiskusi, Umar pun pulang. Lalu datanglah Utsman meminta izin bertemu Rasulullah SAW.

Mendengar Utsman yang datang, Rasulullah segera duduk dan merapikan pakaiannya. Setelah Utsman pulang, Aisyah pun bertanya kenapa Nabi menyambut Utsman dengan cara lebih santun. Rasulullah menjawab,

“Utsman seorang pemalu. Kalau dia masuk sedang aku masih berbaring, dia pasti malu untuk masuk dan akan cepat-cepat pulang sebelum menyelesaikan keperluannya. Hai, Aisyah, tidakkah aku patut malu kepada seorang yang disegani para malaikat?” (HR. Ahmad)

Dari riwayat itu, Rasulullah telah mengajarkan akhlak malu sebagai teladan bagi kita. Malu gak bakal memberikan kepada kita sesuatu selain kebaikan. Sebaliknya, kita bakal sulit mendapatkan kebaikan kalau hilang rasa malu.

2. Selalu sungkan jika tidak menolong kaumnya yang kesulitan

Ketika kaum muslimin hijrah dari Makkah ke Madinah, mereka mengalami masalah kesulitan air. Di sana ada sebuah sumur milik seorang Yahudi yang airnya sengaja diperdagangkan, sedangkan kaum muslim telah meninggalkan harta bendanya di Makkah.

Utsman pun pergi ke rumah Yahudi itu untuk membeli separuh sumurnya, yakni sehari milik muslimin dan sehari hak milik orang Yahudi itu. Saat tiba giliran hak Utsman, umat muslim bergegas mengambil air untuk kebutuhan dua hari. Karena perdagangan airnya tak lagi berkembang, Yahudi itupun menjual sumur itu sepenuhnya pada Utsman.

Itulah salah satu contoh kedermawanan Utsman bin Affan yang tak segan menyumbang harta untuk mengeluarkan umat muslim dari kesusahan. Terlebih untuk kaumnya.

3. Kekayaannya digunakan untuk kepentingan agama

Kedermawanan Utsman bin Affan tak hanya dikenal di kalangan umat miskin, tapi Utsman juga tak segan memberikan hartanya dalam perjuangan agama Islam. Seperti saat kaum muslimin dilanda krisis ekonomi dan mengalami kesulitan mempersiapkan perang Tabuk karena kurangnya perbekalan dan senjata.

Di tengah kesedihan itulah Utsman bin Affan memberikan 200 ekor unta lengkap dengan persenjataanya. Rasulullah Saw tersenyum menerima bantuan itu sambil berdoa, “Semoga Allah mengampuni dosa-dosamu, wahai Utsman. Dosa yang kamu rahasiakan maupun dosa yang kamu nyatakan” (HR Ibnu Abi Syaibah dalam Mushannaf)

Beginilah kalau harta berada di tangan orang yang saleh. Manfaatnya terasa bagi kemanusiaan dan kemajuan agama.

4. Punya gagasan berlian membukukan Al-Quran menjadi mushaf pertama kali

Pemikiran cerdas ini muncul di masa kekhalifahan Utsman bin Affan. Ayat-ayat Al-Quran yang sebelumnya ditulis dalam lembaran-lembaran terpisah, disimpan di rumah Hafshah binti Umar, istri Rasulullah Saw. Setelah Umar RA wafat, Utsman mengambilnya untuk kemudian dibukukan dengan membentuk panitia.

Terpilihlah Zaid bin Tsabit sebagai ketua yang menyalin lembaran ayat menjadi mushaf. Setelah tugas besar itu selesai, Utsman mengembalikan lembaran Al-Quran pada Hafshah. “Al Musshaf” pertama itu disimpan pada khalifah Utsman di Madinah, empat buah lagi dikirim ke Makkah, Syria, Basrah dan Kufah untuk disalin dan diperbanyak.

Kalau tak ada pemikiran cerdas dan kepedulian akan keutuhan kitab suci, mungkin tak akan lahir mushaf Al-Quran yang bisa kita baca dan amalkan hingga saat ini.

5. Sabar dan berserah diri pada Allah SWT saat fitnah besar menimpanya di ujung khayatnya

Pada akhir tahun 34 Hijriah, daulah Islam mulai dilanda fitnah berupa tuduhan-tuduhan palsu terhadap pemerintahan Utsman. Pemberontak dari Mesir berperan utama dalam perang propaganda melawan kekhalifahan. Pada masa ini, Utsman banyak menangis dan bertaubat pada Allah SWT.

Pemberontakan kian memanas sampai kediaman Utsman dikepung oleh musuh. Pendukung Utsman yang kalah jumlah dari pemberontak, meminta pada Utsman untuk membiarkan mereka berperang melawan musuh. Tapi karena kesabarannya, Utsman mencegah karena tak ingin ada pertumpahan darah sesama muslim.

Suatu hari, para pendurhaka menyerbu rumah Utsman dan membunuhnya. Mereka tak menaruh sedikit pun belas kasihan pada Utsman yang telah berjuang dan menginfakkan hartanya demi kemajuan Islam. Utsman bahkan harus dibunuh oleh orang-orang durhaka yang gila jabatan.

Itulah beberapa sikap teladan yang bisa dipetik dari perjalanan hidup khalifah Usman bin Affan. Semoga uraian di atas bisa menambah kecintaan kita sebagai muslim pada para sahabat Rasulullah Saw. (Albar)

2 KOMENTAR

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here